"Kalau persoalan gizi buruk itu dikombinasikan dengan wabah campak, malaria, maka bisa menimbulkan akibat yang fatal," ujar Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK dr Sigit Priohutomo dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1/2018).
Kemenko PMK sudah mengirim tim medis ke Kabupaten Asmat untuk mengatasi KLB campak dan gizi buruk di daerah itu. Tim medis akan bekerja hingga KLB campak dan gizi buruk mereda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut laporan yang masuk ke Kemenko PMK, 59 korban meninggal akibat KLB campak dan gizi buruk di Asmat, bahkan sempat tak menerima perawatan yang memadai. Hal ini terjadi karena para korban meninggal tersebut berada di pedalaman Distrik Fayit, Aswi, dan Pulau Tiga. Tiga korban lain meninggal di Rumah Sakit Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.
Sigit mengatakan KLB campak dan gizi buruk di Asmat memerlukan penanganan secara ekstra. Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan agar KLB campak dan gizi buruk di Asmat ditanggulangi sekaligus. Petugas medis dari Jakarta dikirim untuk segera membantu aparatur kesehatan setempat.
"Secara bertahap dan kontinu pemerintah terus melakukan perbaikan, baik dari sisi kesehatannya maupun aspek kecukupan gizinya," ucap Sigit.
Sigit memandang penderita campak selalu mengalami kondisi yang naik-turun. Untuk mencegahnya, diperlukan kondisi tubuh yang cukup gizi dan mengikuti vaksinasi untuk perlindungan.
"Sebetulnya virus dan kuman, penyebarannya itu tak bisa benar-benar dimusnahkan," sebutnya.
"Salah satu jalan untuk memperkuat kondisi badan adalah dengan makanan yang cukup, gizi yang cukup, dan menjalani vaksinasi untuk perlindungan," imbuhnya.
Kemenko PMK merupakan koordinator yang membawahkan beberapa kementerian, seperti Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial. (nvl/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini