Hanura Kubu 'Ambhara' Pertimbangkan Wiranto Jadi Ketum Lagi

Hanura Kubu 'Ambhara' Pertimbangkan Wiranto Jadi Ketum Lagi

Tsarina Maharani - detikNews
Selasa, 16 Jan 2018 19:30 WIB
Waketum Hanura Nurdin Tampubolon (Fida Ul Haq/detikcom)
Jakarta - Hanura kubu 'Ambhara' mempertimbangkan Wiranto untuk kembali menjabat ketua umum. Wiranto saat ini menjabat Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.

"Jadi salah satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah soal keberadaan beliau (Wiranto)," kata Waketum Hanura Nurdin Tampubolon saat dihubungi, Selasa (16/1/2018).

Nurdin menilai Wiranto perlu diusung kembali menjadi ketum mengingat kondisi saat ini tengah memasuki tahun politik. Menurutnya, Partai Hanura perlu membangun kepercayaan publik melalui pergantian ketum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apalagi sekarang menuju pemilihan capres-cawapres, DPR, DPD, serta DPRD provinsi dan kabupaten/kota. Jadi perlu adanya konsolidasi secara nasional, sehingga diperlukan untuk membangun trust terhadap partai ini dulu," ujarnya.


Meskipun begitu, ia menyadari Wiranto masih menjabat Menko Polhukam. Namun Nurdin merasa pertimbangan tersebut adalah hal yang terbaik melihat kondisi Partai Hanura saat ini.

"Memang sekarang Pak Wiranto sebagai Menko Polhukam. Kalau saya sih memang melihat kebutuhan dari partai ini sebaiknya dikembalikan ke beliau dulu sementara sampai ada perbaikan. Setelah itu bisa ditinggalkannya nanti. Karena sekarang kan sedang masa transisi," ucap Nurdin.


Sebelumnya disebutkan bahwa kubu 'Ambhara' sudah tak ingin dipimpin oleh Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai ketum. Mereka pun membandingkan kepemimpinan OSO dengan Wiranto, Ketum Hanura sebelumnya.

"Ketika dengan Pak Wiranto dulu pilotnya, kami dibawa tenang, kalaupun ada angin kencang, turbulensi tak kuat," ujar Ketua DPD Hanura Sumbar Marlis di kantor DPP Hanura. (nvl/nvl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads