"Untuk salah satu korban, kami akui kondisi yang bersangkutan memerlukan extra effort dalam proses evakuasi. Beliau berada di bawah reruntuhan beton, sehingga kami perlu melakukan kalkulasi treatment beton struktur bangunan dan memperkecil ekses musibah tambahan," kata Mardi di kantor Disnakertrans DKI Jakarta, Jl Arief Rachman Hakim, Gambir, Jakarta, Jumat (29/12/2017).
Diakuinya, pada saat kejadian, tim evakuasi tidak dapat langsung menyelamatkan korban. Bahkan regu penyelamat dari dinas pemadam kebakaran tidak diizinkan lebih dulu sebelum tim konstruksi memastikan struktur bangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini dalam rangka menjaga kehati-hatian kami supaya tidak menimbulkan dampak lain. Kami juga meminta maaf mungkin ekspresi penyampaian kami saat itu tidak tepat karena dalam kondisi yang masih panik," lanjutnya.
Selain itu, Mardi menyebut konstruksi bangunan telah selesai memenuhi standar kelayakan bangunan. Bahkan tidak ada lagi peralatan berat di lokasi karena sudah dalam tahap finishing.
"Untuk konstruksi sudah memenuhi kaidah-kaidah yang ada secara konstruksi untuk berdiri. Dan kami tidak dalam pelaksanaan konstruksi berat, jadi kami sudah tahap finishing," terangnya.
Kecelakaan kerja ini terjadi pada Selasa (26/12) sekitar pukul 20.15 WIB. Sesaat sebelum kejadian, tujuh pekerja konstruksi PT Tunas Jaya Sanur itu tengah mengerjakan plafon di area podium.
Tiga korban luka adalah Aris Suryanto (33), Muklas (44), dan Idris bin Sobari (28). Sementara itu, tiga korban tewas adalah Adi alias Bima (30), Khoirul Mas'um (35), dan Dedi Irawan. (adf/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini