AGK bukan orang baru di DPR. Sebelum jadi anggota DPR periode 2014-2019, pria kelahiran Jakarta, 45 tahun silam, itu menjadi anggota DPR pada periode 1999-2004 dan 2009-2014. Selain itu, dia tercatat pernah mengabdi sebagai anggota MPR pada kurun waktu 1998-1999.
Putra tokoh senior Golkar Ginandjar Kartasasmita itu juga cukup aktif berorganisasi, baik di dunia politik maupun bidang lain. Salah satunya dia pernah menjabat Wakil Bendahara Pengurus Pusat Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) pada 2009-2010.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal Pilpres 2014, AGK punya pilihan berbeda dengan Golkar, yang saat itu dipimpin oleh Aburizal Bakrie (Ical). Pada 2014, Golkar kukuh mendukung Prabowo Subianto, sementara AGK mendukung Jokowi.
Beda pilihan capres pada 2014 berujung pemecatan dirinya dari Golkar. AGK, dan sejumlah elite Golkar lain, dipecat oleh Ical, yang kemudian memicu perpecahan Golkar. AGK bergabung dalam Golkar yang menggelar Munas di Ancol pada 2014 akhir.
Di era Ketum Setya Novanto, Golkar mulai bersatu. Status AGK di Golkar dipulihkan. Dia juga kembali ke jajaran elite dengan kembali menjadi Ketua DPP Golkar. Dia juga dipercaya menjadi Ketua OC Munaslub Golkar yang mengukuhkan Airlangga jadi ketum. (gbr/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini