Prasetyo mengatakan tembok bermasalah itu berada di lantai 11 gedung DPRD DKI Jakarta, Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Lantai tersebut digunakan sebagai ruang untuk unit mesin pendingin udara (chiller) dan ruang serbaguna.
"Bahkan dijadikan ruang olahraga juga. Nah, di bawahnya persis, lantai 10 merupakan ruang kerja saya," kata Prasetyo kepada detikcom, Rabu (20/12/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu ini berisiko dan berbahaya. Ruangan saya persis di bawah tembok yang retak dan miring itu. Ini jadi ancaman, bukan hanya buat saya, tapi juga buat anggota Dewan dan pekerja lain di gedung itu. Karena itu, saya mengajukan usul agar ruang kerja saya dipindahkan dulu ke gedung lama, karena ini menyangkut keselamatan," katanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah meninjau langsung tembok gedung DPRD DKI yang miring dan retak itu pada Jumat (15/12). Dia didampingi Kabiro Umum Setda DKI Jakarta, Firmansyah.
"Kita semua lihat di sana ada retak, tembok di lantai itu miring 20 derajat dari siku," papar Anies usai meninjau lantai 11 gedung DPRD DKI.
Sementara itu, Firmansyah mengatakan tembok tersebut miring diprediksi karena tekanan udara dari mesin AC. Karena bahan tembok bukan beton, terdorong oleh udara yang berasal dari mesin pendingin udara.
Firmansyah menuturkan kontraktor yang membangun gedung tersebut, PT Jaya Konstruksi, juga sudah meninjau masalah tembok ini. Kata dia, pihak kontraktor akan segera memperbaikinya. (hri/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini