Tantang Airlangga, Priyo 'Deklarasi' Maju Caketum Golkar

Tantang Airlangga, Priyo 'Deklarasi' Maju Caketum Golkar

Elza Astari Retaduari - detikNews
Jumat, 15 Des 2017 13:50 WIB
Priyo Budi Santoso (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Sekretaris Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso mengkritik penunjukan Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar secara aklamasi lewat rapat pleno. Dia pun siap melawan Airlangga di munaslub dengan maju sebagai calon ketum.

"Saya menghormati Pak Airlangga, beliau tokoh unggulan, sangat layak sebagai pemimpin partai dan bahkan pemimpin nasional. Tapi apakah aklamasinya harus dipaksakan lewat jalan pintas seperti ini?" ujar Priyo kepada detikcom, Jumat (15/12/2017).

"Hanya PAW rapat pleno DPP? Rapimnas dan munaslub hanya tinggal pengesahan? Saya khawatir ini langkah berisiko dan menjadi lubang delegitimasi," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Priyo mengingatkan soal keinginan semua kader ihwal Golkar yang solid. Dia pun mengimbau agar pemilihan ketum dilakukan sesuai mekanisme yang ada selama ini, yakni lewat munaslub.


"Saya anjurkan Golkar tetap pertahankan mekanisme demokratis, berkompetisi secara sehat, buka pintu lebar-lebar siapa pun figur yang ingin maju, perlakukan semuanya dengan adil dan fair," sebut Priyo.

"Tidak perlu ada penghalangan atau cara-cara berlebihan yang itu bisa berakibat fatal dan berisiko. Kita pernah mengalami perpecahan yang meletihkan. Dan setelah itu semua, siapa pun yang terpilih punya legitimasi yang kuat, dihormati dan dipatuhi," tambah mantan Wakil Ketua DPR itu.

Priyo mengaku kaget atas hasil rapat pleno DPP Golkar pada Rabu (13/12) lalu. Rapat memutuskan menonaktifkan Setya Novanto sebagai ketum dan menunjuk Airlangga sebagai penggantinya. Pengukuhan terhadap status Airlangga akan dilakukan pada munaslub yang akan digelar pada 19 Desember nanti.


"Sebagai orang yang lama berkecimpung di jenjang partai, saya terperanjat. Rapat pleno DPP sudah putuskan penggantian ketua umum dan tinggal pengesahan di rapimnas dan munaslub dengan calon tunggal, satu-satunya," tutur Priyo.

Dia mengaku memang rapat pleno DPP memiliki kewenangan, termasuk mengusulkan pergantian antarwaktu (PAW) pengurus. Namun untuk pergantian ketum di tengah jalan, kata Priyo, itu harus dilakukan lewat munaslub yang sehat dan demokratis.

"Biarkan dengan bebas dan merdeka semua DPD II, DPD I, dan organ-organ pusat se-Indonesia memilih ketua umumnya yang baru. Pak Airlangga, Bu Titiek Suharto, Pak Aziz Syamsuddin, atau Priyo Budi Santoso atau siapa pun yang maju, beri kesempatan yang sama," tegasnya.


Priyo pun menyatakan siap maju di munaslub nanti. Dia mendeklarasikan diri sebagai salah satu caketum Golkar pengganti Novanto, yang kini menjadi terdakwa dalam kasus korupsi e-KTP.

"Dengan membaca bismillahirrahmanirrahiim, dengan memohon ridho Allah SWT dan atas dorongan nurani dan aspirasi yang berkembang, saya mohon izin maju sebagai calon ketua umum. Saya tahu Pak Airlangga difavoritkan dan konon kuat. Tapi ini bukan soal menang atau kalah, tapi membangun nilai-nilai dan pertahankan tradisi demokrasi dan kontestasi yang sehat untuk Golkar yang hebat dan berjaya," ungkap Priyo. (elz/fdn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads