"Kalau misalnya memang polisi nggak mampu (menyelesaikan), kasih saja, yang bikin TGPF Presiden, gitu. Soalnya lama banget, ini kan sudah 7 bulan, sudah mau delapan bulan juga," kata Lalola saat dihubungi detikcom, Jumat (24/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rasanya bukan karena nggak mampu, tapi karena nggak mau. Jadi dalam konteks itu, ya sudah, mending Presiden ambil langkah konkret, langsung saja bentuk TPGF gitu kalau memang mau sama-sama menyelesaikan penyerangan terhadap Novel ini. (Hanya itu satu-satunya cara) karena memang kita nggak lihat ada niat baik dari kepolisian untuk menyelesaikan ini," ujarnya.
"Jadi, kalau yang seperti ini dijelaskan kepada beberapa prominence person kemudian juga mereka bisa memahami apa yang telah dilakukan. Jadi belum waktunya kita bilang (soal TGPF). Tapi hasilnya sudah mendapatkan titik terang walau masih harus bekerja keras," kata Agus dalam konferensi pers di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (24/11).
Yang terbaru, polisi telah merilis dua sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik senior KPK itu. Sketsa wajah ini, disebut Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz, merupakan hasil kerja sama dengan serta bantuan dari Australian Federal Police (AFP) serta Inafis Mabes Polri.
Tak hanya itu, kepolisian juga mengerahkan 167 personelnya untuk mengusut kasus teror ke Novel Baswedan. Polisi juga kembali menggandeng KPK untuk menuntaskan kasus Novel. (yas/ams)