Keinginan menghemat biaya Balai Kota berdasar dari pengalaman Sandiaga yang merasa kedinginan saat berada di Balairung. Namun, suhu pendingin atau AC ruangan tak bisa disesuaikan dengan cepat karena menggunakan sistem sentral.
"Tapi pengalaman saya waktu masuk ke Balkot 16 Oktober, di hari kedua 17 Oktober saya merasa kedinginan sekali karena AC-nya dingin sekali. Untuk dikurangi itu memerlukan waktu karena AC-nya sentral," ungkap Sandiaga saat jumpa pers di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (24/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, saya menghubungi teman-teman di Azbil. Saya bilang, bisa nggak kita lihat kemungkinan diaudit penggunaan energi di Balai Kota karena kita ingin penghemataan," papar Sandiaga.
"Sesuai dengan APBD, saya orangnya sangat hemat, sebagai akuntan saya sangat hati-hati dalam penggunaan anggaran. Salah satu yang bisa dihemat adalah penggunaan energi," imbuhnya.
Siang ini, Sandiaga mengundang Dirut PT Azbil Berca Indonesia Mombang Sihite ke Balai Kota. Keduanya pun membahas soal cara menghemat penggunaan listrik Balai Kota.
Kata Sandi, sapaan akrab Sandiaga, PT Azbil Berca Indonesia berpengalaman dalam membuat sistem penghematan listrik. Sistem buatan perusahaan itu sudah dipakai di Mall Pondok Indah, Grand Indonesia, dan Plaza Indonesia.
"Berdasarkan pengalaman teman-teman di Azbil, Pak Dirut tadi sampaikan ke saya bahwa penggunaan biaya energi itu bisa turun antara 20-30 persen. Berarti ini adalah penghematan yang sangat sangat luar biasa," ucap Sandi.
Sandi kembali menjelaskan kerja sama soal sistem penghemat listrik bersifat investasi. Uang yang didapat Pemprov dari penghematan listrik akan dibayarkan untuk mencicil sistem yang sudah terpasang.
"Jadi investasi di awal, dibayar dalam bentuk kemitraan. Kemitraan itu adalah pengurangan tagihan listrik kita itu yang jadi pembayaran cicilan dengan kerja sama kepada perusahaan penyedia penghematan dari segi infrastrukturnya, atau sistemnya yang bisa mengurangi energi," jelas Sandi.
Sementara itu, Mombang mengatakan sistem penghemat listrik bisa diterapkan pada AC. Contoh, ketika dalam suatu ruangan ada banyak orang suhu AC naik otomatis.
Begitu pula sebaliknya. Dengan begitu, penggunaan listrik akan teratur.
"Misal ini AC ya. Kalau misalnya dalam suatu ruangan suhu sudah ditentukan tertentu, tapi kalau orangnya banyak dan sedikit kan kebutuhan suhunya jadi beda. Ketika orangnya kurang, harusnya dia sudah mereduksi secara otomatis, sehingga nggak terlalu dingin. Jadi tidak perlu lagi di-setting dengan tangan," terang Mombang.
Namun, pengunaan sistem penghemat listrik ini baru sebatas rencana. Masih ada pembahasan mendalam yang akan dilakukan, termasuk soal regulasinya. (zak/jbr)











































