Pria Jepang Bunuh dan Mutilasi 9 Orang, Apa Motifnya?

Pria Jepang Bunuh dan Mutilasi 9 Orang, Apa Motifnya?

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 01 Nov 2017 16:46 WIB
Polisi dan petugas forensik berada di apartemen Shiraishi yang dijuluki sebagai 'kamar pembunuhan' oleh media Jepang (AFP PHOTO/JIJI PRESS/STR)
Tokyo - Tidak hanya membunuh, pria Jepang Takahiro Shiraishi juga memutilasi para korbannya, lalu menyimpannya di sejumlah kotak pendingin di apartemennya. Sebenarnya apa motif Shiraishi melakukan aksi keji ini?

Kepolisian Jepang telah menangkap Shiraishi (27) setelah mendapat temuan mengerikan di dalam apartemennya di Zama, pinggiran Tokyo, awal pekan ini. Temuan mengerikan itu terdiri dari sembilan jenazah termutilasi termasuk dua potongan kepala manusia. Potongan tubuh manusia itu ditemukan di dalam sejumlah kotak pendingin dan kotak perkakas yang tersebar di apartemennya.

Dituturkan sejumlah sumber yang memahami penyelidikan kasus ini, Shiraishi mengaku telah membunuh dan memutilasi sembilan orang. Shiraishi menyebut korbannya terdiri dari delapan wanita yang berusia belasan hingga 20-an tahun dan satu pria yang berusia 20-an tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Seperti dilansir Japan Today, Rabu (1/11/2017), yang mengutip laporan Fuji TV, Shiraishi juga mengaku telah 'menyerang' delapan wanita yang menjadi korbannya. Istilah 'menyerang' merupakan sebutan halus untuk tindak kekerasan seksual.

Terhadap satu korban yang berjenis kelamin laki-laki, Shiraishi dilaporkan terpaksa membunuh pria itu karena dia mencurigai hilangnya sang kekasih, yang telah terlebih dahulu dibunuh Shiraishi. Kekasih pria itu, yang merupakan korban pertama Shiraishi, dibunuh pada akhir Agustus lalu. Beberapa saat setelahnya, Shiraishi membunuh pria tersebut, karena dia terus menanyakan soal keberadaan kekasihnya.

Motif sebenarnya Shiraishi membunuh delapan korban lainnya masih belum jelas. Namun media Jepang, Kyodo News, melaporkan bahwa Shiraishi pernah memberitahu ayahnya pada Juni lalu, bahwa hidupnya tidak lagi berarti. Saat itu, Shiraishi juga mengatakan dirinya tak punya alasan hidup.

"Tidak ada makna dalam kehidupan ini," ucap Shiraishi saat itu, seperti dilansir AFP. "Saya tidak tahu untuk apa saya hidup," imbuhnya.


Shiraishi memiliki seorang saudara perempuan yang tinggal dengan ibundanya. Ayah Shiraishi sendiri diketahui mengelola bisnis terkait mobil.

Laporan AFP yang mengutip media lokal menyebut, Shiraishi pernah bekerja paruh waktu dalam lingkaran prostitusi di Shinjuku. Antara April 2009 hingga Juli 2011, dia bekerja di supermarket. Setelah berhenti dari supermarket, dia mencari pekerjaan lain melalui badan penempatan kerja namun tidak pernah masuk kerja. Dia pernah ditangkap pada Februari lalu, atas tuduhan terlibat kejahatan terencana namun dijatuhi vonis percobaan.

Secara terpisah, media Inggris, Mirror, menyebut Shiraishi telah mengaku kepada polisi bahwa aksinya ini didasari oleh dorongan untuk memperkosa korban dan beberapa didasari oleh motif uang. Disebutkan Mirror, Shiraishi mencuri uang 500 ribu yen (Rp 58 juta) dari salah satu korbannya. Namun laporan Mirror ini belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Kepolisian Jepang belum memberikan penjelasan rinci soal dugaan motif Shiraishi.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads