Pada hari pertama operasi, Selasa (5/9/2017), Polres Jaksel menjaring 47 preman. Sebanyak 40 preman yang terjaring dibawa ke Dinas Sosial Jaksel untuk dibina, sedangkan tujuh orang lainnya ditahan di Polres Jakarta Selatan untuk dimintai keterangan atas dugaan terlibat pidana. Mereka kedapatan membawa senjata tajam dan mencuri laptop.
Pada hari kedua, Rabu (6/9), polisi menjaring 31 preman. Sebanyak 23 preman dibawa Dinas Sosial Jakarta Selatan dan delapan preman lainnya langsung ditahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk masing-masing tersangka, kita amankan sesuai pasal yang terkait, seperti judi 303 KUHP, sajam UU Darurat, untuk perusakan 406, pencongkelan 363 KHUP, dan masih kita mintai keterangan lebih lanjut," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bismo Teguh saat jumpa pers di Polres Jakarta Selatan, Rabu (6/9).
Pada hari ketiga, Kamis (7/9), 41 preman dijaring. Sebanyak 31 preman di antaranya dibawa ke Dinas Sosial untuk dibina. Sepuluh preman lainnya ditahan atas dugaan keterlibatan pidana.
Total preman yang terjaring selama tiga hari operasi sebanyak 119 preman. Sebnyak 94 preman dibawa ke Dinas Sosial dan 25 preman lainnya ditahan untuk dimintai keterangan.
Bismo menjelaskan, pada hari ketiga operasi preman, suasana di wilayah Jakarta Selatan semakin efektif. Para pengamen ataupun tukang parkir liar sudah tidak tampak berkeliaran, tidak seperti biasa.
"Kita tadi patroli, siang-malam jadi keberadaan mereka sudah tidak seperti sebelumnya. Ini efektif, jadi yg tadinya mau tawuran kan nggak jadi tawuran kan karena tahu ada ini. Kalau kita patroli seperti ini lama-kelamaan mereka hilang dengan sendirinya," kata Bismo, Kamis (7/9). (rna/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini