Warga Tolak Larangan Motor di Rasuna Said: Perbaiki Dulu Angkutan Umum

Warga Tolak Larangan Motor di Rasuna Said: Perbaiki Dulu Angkutan Umum

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Senin, 21 Agu 2017 14:07 WIB
Suasana Jalan HR Rasuna Said (Foto: Heldania Ultri Lubis/detikcom)
Jakarta - Uji coba larangan sepeda motor melintas di kawasan Jalan Sudirman dan Rasuna Said akan dimulai 12 September mendatang. Salah satu warga yang kontra terkait larangan tersebut meminta pemerintah memperbaiki dulu insfrastruktur yang ada.

"Pemerintah sebaiknya terlebih dahulu memperbaiki insfrastruktur yang ada. Terutama infrastruktur transportasi umum. Jangan sampai orang harus beralih ke angkutan umum, tapi infrastrukturnya belum layak," tutur seorang warga Tama, ditemui di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin (21/8/2017).

Warga lainnya yang biasa memakai sepeda motor, Ahmad, juga menolak rencana pemberlakuan larangan tersebut. Menurut Toriq yang ber-KTP Jakarta, pajak yang dia bayar setiap tahun salah satunya untuk infrastrukrur jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang ini pajak makin mahal, kita kan bayar pajak juga, masa tidak boleh lewat?" ujarnya.


Pengguna ojek online, Muti, menyebut pemberlakuan larangan motor akan sangat berdampak pada jalur perjalanannya sehari-hari. Otomatis ojek yang dia tumpangi yang biasa melewati Rasuna Said harus mencari jalan lain.

"Sebagai pengguna ojek online saya nggak setuju ya. Karena nanti ojeknya itu harus muter-muter cari jalan lain," tuturnya.

Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat punya sejumlah alasan soal pelarangan motor masuk kawasan Jalan Rasuna Said dan Jalan Jenderal Sudirman. Djarot berharap warga tidak marah dan mau beralih ke transportasi umum.

"Sekarang ini perkembangan paling banyak motor, mobil juga kita batasi melalui ganjil-genap. Ya sepeda motor dilarang tapi ganjil genap juga diperluas, sama saja. Sama saja," ujar dia di Balai Kota, Senin (21/8).


Djarot berharap masyarakat sabar menanti evaluasi larangan motor pada bulan September nanti. "Kebijakan kami supaya mereka terbiasa naik transportasi umum dan supaya trotoar tidak digunakan untuk motor. Anda itu repot kalau masyarakat, kalau trotar dinaikin motor marah-marah. Kemudian ada pembatasan seperti ini marah-marah juga," papar Djarot. (rna/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads