Bermacam-macam barang selundupan masuk dari Malaysia ke Indonesia, dari sembako hingga pakaian impor bekas, dari pupuk hingga narkoba. Barang-barang itu dibawa masuk lewat jalan tikus seperti di Entikong ini.
Senin (17/7/2017) sore, detikcom menaiki truk militer dan mengikuti derap langkah 10 personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti yang hendak berpatroli di jalan tikus. Usai terhuyung-huyung di dalam truk karena medan jalan tak rata, sampailah kami di Dusun Patoka, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Baca juga: Aturan Ketat Video Call Bagi Anggota TNI |
Perwira Seksi Intelijen Satgas, Lettu Inf M Siregar, memimpin patroli jalan tikus ini. Pertama-tama, tim berangkat dari turunan di pinggir jalan berkerikil. Di sinilah sekitar empat hari sebelumnya personel Satgas memergoki penyelundup minuman keras. Berbotol-botol minuman beralkohol yang jelas tak ringan itu dipikul dari teritorial Malaysia untuk diperdagangkan di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Usai turunan itu, ada sawah yang tak terlalu besar milik warga setempat. Di kejauhan dekat bukit, terdapat satu gubuk petani. Sunyi sekali rasanya. Sekitar 100 meter di depan, terdapat lahan sahang alias lada. Bentuknya adalah tiang-tiang yang menancap di tanah, daun-daun lada tumbuh menjalari tiang itu. Berladang sahang memang menjadi aktivitas utama kebanyakan penduduk di sini.
![]() |
Kami terus melanjutkan patroli menyusuri jalan setapak, melintasi rawa-rawa dengan cara melangkah di atas jembatan bambu. Di depan ada jalan kecil di antara bukit dan lembah. Bila tak ada tentara yang melintas seperti sore ini, pasti sepi sekali suasana di sini. Yang ada hanya suara serangga dan burung.
![]() |
Kamipun berusaha bergerak dengan sunyi meski nafas mulai ngos-ngosan. Siapa tahu ada penyelundup yang tak mewaspadai patroli ini sehingga bisa kepergok. Tapi bunyi langkah gedebak-gedebuk memang tak terhindarkan, soalnya medan yang berupa turunan dan tanjakan bukit. Sesekali kaki juga berjalan hati-hati di bibir jurang.
Para tentara masih terus mengawasi keadaan sambil menenteng senjata. Sudah hampir satu kilometer berpatroli, belum ada tanda-tanda penyelundup keluar dari semak-semak basah di depan.
Usai melewati pepohonan karet, medan yang harus ditempuh tambah tak karuan. Pepohonan ditebangi, termasuk rumpun bambu. Batang-batang dan dedaunan malang-melintang menutupi jalan setapak. Penebangan ini dilakukan biasanya untuk membuka lahan sahang atau karet.
![]() |
Kondisi ini membuat sulit membedakan mana jalan yang benar dan yang bukan jalan. Bayangkan, bagaimana cara para penyelundup melintasi medan seperti ini sambil membawa barang bawaan berat.
Di tanjakan berlumpur, terdapat jejak sepatu berkebun. Sepatu ini khas, punya 14 sepul seperti sepatu sepak bola. Sepul ini berguna untuk mencengkeram lumpur licin sehingga pemakai sepatu tak gampang tergelincir di medan yang berat.
Kami berusaha menaiki bukit berlumpur licin ini. Ternyata di atas bukit ini sudah berupa jalan agregat, bila terus menyeberang dan menembus jalan tikus seperti ini maka bakal sampai teritorial Malaysia. Kami memilih menyusuri jalan berkerikil ini, permukaannya naik-turun juga, tidak bisa dibilang nyaman ditempuh pejalan kaki.
![]() |
Sekitar 1 km berjalan, ternyata di depan adalah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Entikong, bangunan Indonesia yang diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pengujung 2016 lalu. Ternyata para penyelundup berani sekali menembus jalan tikus yang sebenarnya relatif tak jauh dari PLBN Entikong.
Matahari sudah meredup, memancarkan semburat jingga di atas PLBN. Baju basah kuyup oleh keringat. Para tentara perbatasan itu memberi kami air minum sambil tersenyum melihat kami yang kepayahan.
Komandan Satgas Pamtas Yonif 131/Brs, Letkol Inf Denny, mengatakan medan patroli di wilayah penjagaannya cukup bervariasi. Untuk wilayah Entikong yang kami jelajahi barusan, itu tergolong medan datar bagi mereka. Padahal jelas, jalan setapak patroli tikus itu naik-turun bukit.Di Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, medannya lebih ekstrem lagi, berupa pegunungan tinggi yang sangat mudah menguras tenaga. Di Sambas, medannya adalah pantai.
![]() |
Ada 350 orang dari satuannya di Bukit Barisan yang berangkat ke Kalimantan Barat ini. Mereka ditugaskan di tiga wilayah. Total ada 30 pos termasuk Pos Komando Taktis dan Pos Komando Utama di Entikong ini. Mereka bertugas menjaga garis perbatasan sepanjang 359,45 km di sektor barat Kalimantan Barat.
Mereka sudah sembilan bulan di sini dan akan segera selesai bertugas. Patroli jalan tikus seperti barusan sudah bukan hal asing lagi. Tugas mereka memang mencegah penyelundupan, mencegah kegiatan ilegal, pemberdayaan wilayah, dan tentunya mencegah terjadinya pergeseran atau hilangnya patok batas negara.
Soal penyelundupan, itu memang menjadi kerawanan utama di sini. Memang jarang ada penyelundupan senjata api. Namun komoditas favorit penyelundup adalah barang sembilan bahan pokok (sembako).
"Karena sembako di sini masih tergantung ke sebelah, ke Negara Malaysia. Itu yang paling utama," kata Denny.
Daging ikan, ayam, sapi, hingga babi sering kepergok diselundupkan. "Beberapa kali kami menangkap daging babi yang banyak, bukan sedikit. Sampai 2,2 ton," ujarnya.
Pernah pula bibit udang vaname diamankan. Bibit itu, kata Denny, berisiko membuat gagal panen di seluruh tambak Kalimantan Barat. Gara-gara menangkap bibit udang vaname selundupan, Satgas yang dipimpinnya mendapat penghargaan Penerintah Provinsi.
![]() |
Untuk penyelundupan narkoba, Denny mengaku itu tak banyak terjadi dan tertangkap. Di kawasan utama Entikong ini, hanya ada dua kali penyelundupan narkoba via jalur tikus selama sembilan bulan Yonif 131 bertugas. Untuk peredaran narkoba di kawasan non-tapal batas, itu menjadi kewenangan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan kepolisian.
"Yang paling banyak itu miras (minuman keras). Terakhir ada 304 botol miras yang kami amankan," ujar Denny.
Soal aktivitas terorisme lintas batas negara, Denny mengatakan itu tak terjadi di sini. Untuk pengamanan perbatasan, pihak Indonesia telah memasang CCTV di titik-titik yang dirahasiakan. Berikut adalah jumlah barang-barang selundupan yang berhasil digagalkan Satgas Pamtas Yonif 131/Brs:
I. Dua kasus narkoba: 2 paket sabu (1 gram)
II. Satu kasus penebangan hutan ilegal: 11 kubik kayu durian. Kasus dan barang bukti dilimpahkan ke Polsek Beduai
III. Miras: 4 kasus, 2.040 botol miras
IV. Perdagangan ilegal: 8 kasus. Barang yang diamankan meliputi 8000 bibit udang vaname; 295 kg daging ayam; 726 kg ikan; 2,2 ton daging babi; 1.260 kg bawang merah; Regen 50 SC @17 jeriken,oil palm @15 botol, ally 20 DP @13 botol, monster @2 jeriken, activator @4 botol, oil palm special @2. bungkus, racun serangga regent 80 WG @95 sachet, minyak makan @39 kg, rokok @250 bungkus, senjata tajam @10 buah, tepung @56 kg, Milo @106 bungkus
V. Senjata rakitan: 57 kasus. Ada 62 pucuk senjata api laras panjang jenis penabur, dua pucuk senjata api laras pendek jenis pistol, 1 buah granat nanas, 15 butir munisi penabur, 5 buah sabuk pembungkus munisi, sebuah bahan lantak, satu bahan pemicu api. (dnu/tor)