Hubungan mesra Gerindra-PKS yang sudah dibina sejak Pilpres 2014 terancam retak pada Pilgub Jabar 2018. Gerindra punya gandengan baru dan berani mengumbar ketidaknyamanan dengan PKS.
DPD Gerindra Jabar mulai merasa tidak nyaman dengan PKS setelah Presiden PKS Sohibul Iman mengklaim kedua parpol akan mengusung pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu di Pilgub Jabar 2018. Klaim itu kompak ditepis pengurus Gerindra pusat hingga daerah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulyadi mengungkapkan ketidaknyamanannya setelah sehari sebelumnya bertemu dengan Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jabar Iwan Sulandjana. DPD Gerindra Jabar memang diperintahkan DPP menjalin komunikasi dengan PD seusai pertemuan SBY-Prabowo, Kamis (27/7).
Kedekatan Gerindra-PD memang berpotensi menyingkirkan PKS. Atau jika PKS tetap bersedia bergabung dalam koalisi tersebut, potensi kadernya tak diusung di Pilgub Jabar terbilang cukup besar.
Gabungan kursi Gerindra dan PD di DPRD Jabar sudah cukup memenuhi syarat untuk bisa mengusung cagub-cawagub. Apakah PKS bersedia hanya jadi pendukung tanpa mengusung kader?
"Kita nggak ingin juga," kata Ketua DPW PKS Jabar Ahmad Syaikhu saat dihubungi, Sabtu (29/7).
Sebenarnya PKS punya alasan ngotot mengajukan calonnya untuk dipasangkan dengan jagoan yang diusung Gerindra. Di Pilgub DKI 2017, PKS sudah mengalah dengan tak mengusung calon dan merelakan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno berpasangan dengan Anies Baswedan, yang tak berasal dari parpol.
Jika Gerindra tak nyaman dan PKS tetap ngotot, akankah mereka pecah kongsi? (tor/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini