6 Polisi Tewas Diserang Pemberontak Maois, Duterte Ajak Perang

6 Polisi Tewas Diserang Pemberontak Maois, Duterte Ajak Perang

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 21 Jul 2017 18:06 WIB
Rodrigo Duterte (REUTERS/Ezra Acayan/File Photo)
Manila - Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, geram setelah pemberontak Maois menyerang pengawal kepresidenan dan menewaskan enam polisi di Mindanao. Duterte menolak untuk berdialog dengan pemberontak Maois dan langsung mengajak mereka berperang.

Berbicara di hadapan tentara Filipina saat mengunjungi langsung medan pertempuran di Marawi, seperti dilansir Reuters, Jumat (21/7/2017), Duterte menyatakan akan memerintahkan pertempuran melawan Tentara Rakyat Baru (NPA) begitu kota Marawi kembali dikuasai pemerintah. NPA merupakan nama kelompok pemberontak Maois di Filipina.

"Saya tidak ingin merundingkan perdamaian," ucap Duterte yang mengenakan seragam militer. Duterte mengunjungi kamp militer di Marawi yang hanya berjarak 2 kilometer dari garis depan pertempuran, pada Kamis (20/7) waktu setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Ada kebangkitan aktivitas komunis, dan setelah Anda selesai di sini, kita akan berubah posisi dan mengejar mereka (pemberontak Maois)," tegas Duterte.

Duterte kembali menegaskan tekadnya untuk memburu pemberontak Maois, saat berbicara di hadapan para pengusaha di Davao pada Jumat (21/7). "Tidak perlu berunding lagi, mari bertempur," cetus Duterte.

Tentara Filipina saat ini masih terlibat pertempuran sengit melawan militan pro-ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang menguasai sebagian wilayah Marawi. Suara tembakan dan artileri terdengar selama 4 jam kunjungan Duterte ke kamp militer Marawi. Kunjungan itu sebelumnya dirahasiakan untuk alasan keamanan.


Sedikitnya enam personel kepolisian Filipina, termasuk kepala kepolisian setempat, tewas diserang pemberontak Maois, saat dalam perjalanan menyelidiki laporan penembakan di kota Guilhungan pada Rabu (19/7) waktu setempat.

Baku tembak terjadi setelah para pemberontak melepas tembakan ke para polisi dan beberapa pengawal kepresidenan yang sedang berada di wilayah itu. Dalam aksinya, para pemberontak menyamar dengan mengenakan seragam tentara Filipina. Duterte tidak sedang berada di wilayah tersebut saat serangan terjadi.

Namun usai serangan itu, perundingan informal dengan Front Demokratik Nasional (NDF), sayap politik pemberontak Maois, langsung dibatalkan oleh otoritas Filipina. Semula perundingan tersebut dijadwalkan digelar akhir pekan ini di Belanda.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads