Seperti dilansir Reuters, Senin (3/7/2017), pernyataan itu disampaikan Presiden Moon di sela-sela pertemuan dengan mantan Presiden AS Barack Obama. Obama berkunjung ke Seoul pekan ini untuk berbicara dalam forum yang digelar surat kabar Korsel, Chosun Ilbo.
Presiden Moon juga memberikan penjelasan kepada Obama soal hasil pertemuannya dengan Trump pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau (Moon) mengatakan ini merupakan kesempatan terakhir bagi Korea Utara untuk memasuki pintu dialog," imbuh Yoon.
Korut terus mengembangkan senjata nuklirnya tanpa mengindahkan kritikan dan peringatan dunia internasional. Rezim komunis ini bahkan mengabaikan ancaman sanksi tambahan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan manuver militer AS.
Dalam berbagai pernyataannya, Korut mengklaim bertekad untuk mengembangkan rudal yang ujungnya bisa membawa muatan nuklir dan mampu mencapai daratan utama AS. Tekad itu dimaksudkan untuk mempertahankan diri dari apa yang disebutnya sebagai agresi AS yang bertujuan menggulingkan rezim Korut saat ini.
Sebelumnya dalam pembicaraannya dengan Presiden Moon pada Jumat (30/6) lalu, Trump menyerukan respons yang tegas untuk Korut. Trump juga menekankan pentingnya aliansi AS-Korsel dalam menangani isu Korut.
Saat menggelar jumpa pers bersama Presiden Moon, Trump menyatakan 'kesabaran strategis' yang selama ini dijalankan terhadap Korut telah habis dan sekarang saatnya 'merespons secara pasti'. "Bersama kita menghadapi ancaman rezim yang brutal dan sembrono," kata Trump.
"Era kesabaran strategis terhadap rezim Korea Utara telah gagal, dan selama bertahun-tahun itu telah gagal. Sejujurnya, kesabaran telah habis," lanjutnya.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini