Seperti dilansir AFP, Rabu (14/6/2017), otoritas Filipina menyebut sedikitnya 1.000 warga masih terjebak di sebagian wilayah kota Marawi. Lebih dari empat pekan berlalu dan pertempuran antara militer Filipina dengan militan Maute yang terkait ISIS, masih berlanjut.
Perjuangan tentara Filipina untuk mengusir Maute keluar dari Marawi diwarnai hambatan, terutama karena pertempuran terjadi di kawasan urban atau perkotaan. Para militan itu memilih bersembunyi di tengah permukiman warga. Otoritas Filipina menyebut, sekitar 400 militan diperkirakan masih ada di wilayah Marawi dan menjadikan warga sipil yang terjebak, sebagai budak-budak mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedikitnya 26 warga sipil dan 58 polisi atau tentara Filipina tewas selama pertempuran di Marawi. Dari pihak militan, dilaporkan 202 militan tewas dalam pertempuran itu.
Dituturkan juru bicara kepresidenan Filipina, Ernesto Abella, lima warga sipil tewas dibunuh saat hendak keluar dari kota Marawi pada Senin (12/6) waktu setempat. Militan Maute menemukan tempat persembunyian mereka dan menghabisi mereka.
"Mereka hendak pergi ke sungai, tapi militan mengejar mereka dan menembak secara membabi-buta ke arah mereka, hingga menewaskan lima orang dan delapan orang sisanya dijadikan sandera," sebut Abella.
Marawi yang dihuni sekitar 250 ribu penduduk, disebut sebagai 'ibu kota' muslim dari kebanyakan wilayah Filipina yang didominasi warga Katolik. Sebagian besar wilayah Marawi telah ditinggalkan warganya, yang mengungsi ke kota-kota dan wilayah tetangga.
Menyusul penyerangan militan Maute di Marawi beberapa waktu lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberlakukan hukum darurat militer di seluruh wilayah Mindanao, Filipina Selatan yang menjadi lokasi Marawi.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini