Cerita di Balik Penghentian Pencarian Korban Longsor di Ponorogo

Cerita di Balik Penghentian Pencarian Korban Longsor di Ponorogo

Rois Jajeli - detikNews
Minggu, 16 Apr 2017 19:40 WIB
Foto: Adhar Muttaqin/File
Surabaya - Banyak cerita di balik penghentian pencarian korban tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Mulai dari dukun atau orang yang memiliki kemampuan supranatural, hingga Bupati Ponorogo yang sempat lari menghindari longsor susulan.

"Pencarian korban sudah dihentikan. Penghentian mulai dari 8 hari setelah kejadian," kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Minggu (16/4/2017).

Ipong menegaskan, penghentian itu atas permintaan dari keluarga korban. Di hadapan keluarga korban, bupati menyampaikan kondisi manusia yang pada umumnya jika sudah terkubur selama dua hari, maka kondisinya sudah tidak utuh lagi.

"Saya sampaikan, kira-kira bapak ibu sanggup atau tidak menyaksikan kalau ketemu dalam keadaan rusak. Ternyata hampir semuanya mengatakan tidak sanggup. Tapi ada sekitar 10 orang yang masih tetap meminta proses pencarian dilakukan. Karena suara tidak bulat, saya beri kesempatan selama 1 sampai 3 hari lagi dilakukan pencarian," tuturnya.

Ia menceritakan, ada kepercayaan di masyarakat yang membuat mereka dihentikan. Pada hari ketiga pasca kejadian longsor, ada seorang dukun mendatangi dirinya dan meminta agar proses pencarian dihentikan, agar tidak menimbulkan bencana yang lebih besar lagi.

"Pada hari ketiga atau keempat, (Dukun) datang ke saya, minta agar pencarian dihentikan. Kalau tidak dihentikan, akan menimbulkan bencana lebih besar lagi. Tapi saya tidak mungkin, itu (Saran dari dukun) menjadikan referensi untuk menghentikan proses pencarian. Tapi masyarakat percaya itu," ujarnya.

Tapi kata orang yang memiliki supranatural itu juga dipercaya masyarakat sekitarnya. Ada sekitar 10 warga lain yang keluarganya ikut tertimbun longsor, tidak mau proses pencarian korban dihentikan. Namun, setelah ada kejadian tanah longsor susulan, warga tersebut akhirnya meminta pencarian dihentikan.

"Begitu jam 8 pagi ditemukan 1 orang lagi. Sekitar jam 11 ada longsor susulan. Akhirnya warga makin manteb dan meminta ke saya agar pencarian dihentikan. Yo wes iku karepmu yo. Dudu karepku loh yo (Ya sudah itu permintaanmu, bukan permintaan saya ya)," terangnya.

Ipong menegaskan kembali, penghentian pencarian korban bukan karena dasar ada informasi dari dukun. Tapi memang melihat kondisi di lokasi yang medannya sulit dan juga bisa menimbulkan bahaya.

"Dasarnya bukan karena mistis itu. Tapi ini cerita di balik background bahwa fakta di sana seperti itu, dan masyarakat juga masih ada yang percaya," tuturnya.

Ipong juga menceritakan tentang kejadian longsor susulan di lokasi sama. Saat itu, banyak relawan sedang melakukan proses pencarian korban di bagian bawah, termasuk dirinya dan wartawan yang sedang di dekat lokasi. Tiba-tiba longsoran susulan terjadi dan membuat semua orang berlarian mencari tempat ke titik yang aman. Meski, longsoran itu berjalan agak lambat dibanding longsoran pertama yang lebih cepat pergerakannya.

"Semuanya berlarian mencari tempat yang aman. Saya juga ikut berlari, dan waktu itu nggak tahu ada anak kecil, langsung saya gendong. Ibunya mencari dan mengira anaknya hilang. Setelah ketemua, ibunya merasa bersyukur anaknya masih selamat," ujarnya.

Setelah kejadian longsor susulan itu, pihaknya memutuskan pencarian korban dihentikan.

"Saya putuskan dihentikan. Keputusan penghentian itu juga keputusan dari seluruh keluarga korban. Kalau sudah setuju semua dihentikan, ya dihentikan. Karena saya tidak mau nanti dikatakan pilih kasih," jelasnya.

Ditanya tentang lahan eks longsor tersebut ditetapkan sebagai kuburan massal korban.

"Kalau itu mau dijadikan kuburan, ya kita lakukan. Tapi kalau warga masih berharap itu dijadikan lahan pertanian lagi, ya nggak bisa. Tapi semua saya kembalikan ke warga. Pokoknya, saya dalam penanganan ini selalu melibatkan warga," pungkasnya. (roi/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.