Kasus ini terjadi sekitar 11 bulan lalu, atau pada Maret 2016, saat Sersan Elor Azaria yang seorang tentara medis Israel sedang bertugas di Hebron, Tepi Barat. Saat itu terjadi serangan yang didalangi dua pemuda Palestina yang menikam seorang tentara Israel hingga luka-luka.
Salah satu pemuda Palestina pelaku serangan itu ditembak mati oleh tentara Israel. Sedangkan satu pemuda lainnya luka-luka setelah ditembak. Sekitar 11 menit kemudian, pemuda Palestina yang tergeletak tak berdaya dalam keadaan luka-luka itu ditembak mati di bagian kepala oleh Azaria.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Tembak Mati Pria Palestina, Tentara Israel Bersalah Atas Pembunuhan
Seperti dilansir Reuters, Rabu (22/2/2017), tiga hakim dalam pengadilan militer Israel menyatakan Azaria bersalah atas dakwaan pembunuhan, bulan lalu. Untuk dakwaan itu, Azaria terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara. Namun jaksa setempat hanya menuntut hukuman 3-5 tahun penjara untuk Azaria. Jaksa beralasan, Azaria menembak seorang pelaku yang baru saja melancarkan serangan beberapa menit sebelumnya.
Pengadilan militer Israel menjatuhkan vonis 18 bulan atau 1,5 tahun penjara, pekan ini. Hakim memasukkan sikap Azaria yang tidak menyesali perbuatannya dalam pertimbangan penjatuhan vonis mereka.
"Terdakwa menjadikan dirinya sendiri, baik sebagai hakim maupun eksekutor," sebut pengadilan dalam putusannya.
Baca juga: Netanyahu Ingin Ampuni Tentara Israel yang Bunuh Pria Palestina
Dalam pernyataannya, pengadilan militer Israel menyatakan pihaknya menjatuhkan vonis yang lebih ringan dari tuntutan jaksa karena mempertimbangkan insiden itu terjadi saat pengalaman tempur Azaria yang pertama. Meskipun vonis yang dijatuhkan tergolong lebih ringan, pengacara Azaria menyatakan akan tetap mengajukan banding. Mereka tidak sepakat dengan dakwaan pembunuhan yang dijeratkan pada Azaria.
Menanggapi vonis ini, otoritas Palestina mengecam. Mereka menyebut, vonis ringan ini seolah menjadi 'lampu hijau' bagi setiap tentara Israel untuk mengeksekusi mati warga Palestina tanpa takut dihukum berat.
(nvc/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini