"Kami khawatir perintah eksekutif ini akan melukai kita sendiri dalam pertempuran melawan terorisme," ujar McCain yang merupakan Senator Arizona dan Graham selaku Senator South Carolina dalam pernyataan bersama mereka, seperti dilansir CNN, Senin (30/1/2017).
"Ini (perintah eksekutif) mungkin akan lebih membantu rekrutmen teroris daripada meningkatkan keamanan kita," demikian disampaikan keduanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kebijakan Imigrasi Dikritik, Staf Senior Trump: Ini Sukses Besar
Perintah eksekutif Trump yang ditandatangani Jumat (27/1) waktu setempat, melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim, yakni Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman, masuk ke AS. Trump dan Gedung Putih menegaskan kebijakan itu bukanlah 'larangan muslim'.
Gedung Putih bahkan menyebut kebijakan itu fokus pada negara-negara yang menjadi tempat berkembangnya terorisme, yang kebetulan juga negara mayoritas muslim. Namun McCain dan Graham menyatakan kebijakan Trump itu menciptakan persepsi bahwa dirinya melarang muslim dari wilayah AS.
"Perintah eksekutif ini mengirimkan sinyal, disengaja atau tidak, bahwa Amerika tidak menginginkan warga muslim datang ke negara kita," ucap kedua Senator dalam pernyataan bersama itu.
Baca juga: Momen Haru Ibu dan Anaknya yang Sempat Ditahan di Bandara AS
Trump menanggapi pernyataan kedua Senator itu lewat Twitter. "Pernyataan bersama mantan kandidat presiden John McCain dan Lindsey Graham adalah salah -- sangat disayangkan mereka lemah dalam imigrasi. Kedua Senator seharusnya memfokuskan energi mereka pada ISIS, imigrasi ilegal dan keamanan perbatasan daripada selalu berupaya memulai Perang Dunia III," kecam Trump via akun pribadinya, @realDonald Trump.
Pernyataan kedua Senator senior AS itu menjadi kritikan paling keras untuk Trump dari Partai Republik. Kebanyakan anggota parlemen dan petinggi Partai Republik mengelak saat ditanya soal kebijakan imigrasi itu dan beberapa menyebut Trump menepati janji yang dilontarkannya semasa kampanye.
Kebanyakan anggota parlemen Partai Republik, termasuk Ketua Mayoritas Senat Mitch McConnell dan Ketua DPR AS Paul Ryan, juga tidak mengecam kebijakan ini. Sekitar 24 jam usai kebijakan itu diberlakukan, kebanyakan kantor parlemen Partai Republik diam dan tak berkomentar.
Baca juga: Jerman Ingatkan Trump: Perangi Teror Bukan Alasan Melarang Muslim
Namun demikian, ada anggota parlemen Partai Republik lainnya yang turut melontarkan kritikan untuk kebijakan Trump itu. "Ini merupakan program pemeriksaan ekstrem yang tidak diperiksa dengan tepat," sebut Senator Ohio, Rob Portman, yang mengaku lega mengetahui beberapa hakim federal menangguhkan perintah eksekutif Trump itu.
(nvc/ita)