Sungai Kalilo Banyuwangi Dipasang CCTV agar Warga Malu BAB

Sungai Kalilo Banyuwangi Dipasang CCTV agar Warga Malu BAB

Putri Akmal - detikNews
Sabtu, 14 Jan 2017 15:42 WIB
Foto: Putri Akmal
Banyuwangi - Setelah kawasan Sungai Kalilo di revitalisasi menjadi kawasan wisata pemukiman warna warni, lokasi ini mendadak jadi tempat jujugan wisata. Lokasinya yang ada di tengah kota dengan warna warni tembok mencolok, sungai yang bersih, ornamen-ornamen hias dan jembatan kecil penghubung sekarang menjelma jadi spot selfie favorit para penghobi foto.

Anak-anak kecil dan remaja juga tak sungkan lagi ketika bermain air dengan ban bekas. Air sungai yang mengalir deras itu kini tak lagi membawa aliran sampah lagi ke pemukiman warga.

'Face off' Kalilo ini berlangsung tak instan. Upaya-upaya hidup sehat dengan beragam pembudayaan kini juga mulai berdampak positif pada perilaku bersih warga. Kebiasaan warga yang biasanya membuang sampah industri dan rumah tangga ke sungai mulai berangsur hilang. Bahkan warga yang memiliki kebiasaan buang air besar (BAB) di sungai kini mulai berkurang.

"Dulu setiap habis subuh disepanjang sungai ini, orang jongkok (BAB) ramai. Sekarang kalilo sudah dibersihin, sudah gak ada, gak kelihatan lagi ya orang-orang jongkok berjamaah itu," kata salah satu warga kawasan Kalilo, Edi (38) sambil tertawa lepas ketika berbincang dengan detikcom, Sabtu (14/1/2017).

Sungai Kalilo Banyuwangi Dipasang CCTV agar Warga Malu BABFoto: Putri Akmal
Hal yang sama diungkapkan Kulsum (57) warga RT/RW II/II, Kelurahan Singonegaran. Setelah 2 bulan terakhir Kalilo ramai dijadikan tempat selfie dan kini juga dipasang CCTV. Sekarang tak ada lagi warga yang berani buang sampah sembarangan, apalagi BAB dipinggir sungai.

"Sekitar 2 bulanan ini. Bersih wes gak ada lagi orang buang sampah di sungai apalagi BAB, ada CCTV! Sebenarnya warga daerah sini sudah punya MCK tapi karena kebiasaan mereka lebih milih BAB di sungai. Tapi sekarang sudah gak, kelihatan darisana, malu. Hahaha..," kata Kulsum tertawa sambil menunjuk ke arah CCTV yang dipasang di tepi bantaran Kalilo.

Kulsum dan suaminya Asmat (60) yang merupakan warga asli bantaran sungai bercerita tentang perubahan tampilan Kalilo saat mereka masa kanak-kanak hingga di usia senja seperti sekarang. Pemukiman yang dikenal Kampung Kemasan Lebak itu dulu berwajah gelap, seram tanpa penerangan. Berseberangan langsung dengan Kampung Lokanten, kawasan ini dulu jadi langganan banjir jika musim penghujan tiba.

Akibatnya ketika hujan deras, aliran sungai meluap ke pemukiman hingga mencapai lutut orang dewasa. Maklum, ketika itu budaya buang sampah sembarangan sudah terjadi turun menurun sejak ia masih kecil. Tak ayal, pendangkalan sungai akibat sampah yang menggunung tak bisa terhindarkan.

"Sekarang terang, bersih. Kalau dulu pas musim hujan air sungai naik sampai masuk ke rumah warga, padahal dulu juga sudah diplengseng. Tapi sekarang sudah gak lagi. Yaaa mudah-mudahan ojo sampek lagi wes (Ya, semoga, jangan sampai terjadi banjir lagi)," sahut Asmat sambil membersihkan pohon pisang di halaman rumahnya.

Saat asik bercerita, Asmat dan Kulsum tetibanya merasa risau. Lantaran sudah lebih dari 2 tahun ini tidak ada lagi petugas kebersihan yang mengambil sampah di daerahnya. Apalagi pemukiman padat penduduk dengan lorong-lorong tak lebih dari satu meter ini juga tak bisa dilewati gerobak sampah.

Iuran warga yang dulu rutin untuk membayar kebersihan kini tak lagi berjalan lantaran tak ada petugas kebersihan lagi yang datang. Alhasil setelah tidak membuang sampah ke sungai, kini warga memilih untuk membakar sampah.

"Kalau dulu ya dibuang ke sungai terus dibakar, kalau sekarang dibakar aja. . Lebih dari 2 tahunan sudah.Tidak ada petugas sampah tidak ada gerobak sampah. Kalau dulu ada petugas kebersihan yang dibayar iuran warga, sekarang ga ada lagi petugasnya," tutur Kulsum.

Warga berharap jika seiring perubahan kemasan Kalilo yang makin cantik ini dibarengi dengan ketersediaan peralatan pembuangan sampah yang memadai. Warga juga dengan sukarela mau membayar iuran untuk petugas kebersihan asalkan lingkungannya bisa lebih bersih.

"Ya gak apa-apa kalau bayar asal ada petugasnya. Kita pengennya semoga ada petugas lagi, ada gerobak sampah yang ngambilin sampah-sampah ini, jadi lingkungan bersih terus," tutup Asmat. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.