Dalam pidato perpisahan yang disampaikan di Chicago, Selasa (10/1) malam waktu setempat, Obama berusaha membuat warga AS tetap bersemangat, setelah dirinya tidak lagi menjabat. Secara resmi Obama akan mengakhiri jabatannya pada 20 Januari mendatang, saat presiden terpilih Donald Trump dilantik.
![]() |
Seperti dilansir CBS News dan Los Angeles Times, Rabu (11/1/2017), Obama meminta warga AS aktif menjaga demokrasi. "Demokrasi bisa melemah saat kita menyerah pada ketakutan. Jadi kita, sebagai warga negara, harus tetap waspada pada agresi eksternal, kita harus waspada terhadap upaya pelemahan nilai-nilai yang membuat kita menjadi diri kita yang sebenarnya," jelas Obama dalam pidatonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Obama: Rusia Tak Bisa Tandingi Pengaruh AS di Dunia
"Itulah mengapa saya menolak diskriminasi terhadap warga muslim Amerika," imbuh Obama yang disambut tepuk tangan hadirin.
Pidato perpisahan Obama ini digelar di McCormmick Place, yang merupakan convention center terbesar di kawasan Amerika Utara. Sekitar 20 ribu hadirin dilaporkan hadir untuk mendengar langsung pidato perpisahan presiden kulit hitam pertama AS ini.
![]() |
Lebih lanjut, Obama menyebut AS tidak bisa menarik diri begitu saja dari pertempuran global. Obama menegaskan bahwa demokrasi, kemudian hak asasi manusia juga hak kaum perempuan dan kaum LGBT, perlu diperjuangkan.
"Itu menjadi bagian dari membela Amerika. Pertempuran melawan ekstremisme dan intoleransi dan sektarianisme dan chauvinisme menjadi satu bagian dengan pertempuran melawan otoritarianisme dan agresi nasionalis," ujar Obama.
Baca juga: Saat Pidato Perpisahan, Obama Pastikan ISIS Akan Dihancurkan
"Jika jangkauan kebebasan dan penghormatan pada aturan hukum di dunia melemah, kemungkinan terjadinya perang di dalam dan antar beberapa negara semakin meningkat dan kebebasan kita pada akhirnya akan terancam," tandasnya.
(nvc/ita)