Laporan itu disampaikan organisasi pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, seperti dilansir AFP, Jumat (30/9/2016). Dalam laporannya, Syrian Observatory menyebut, total 9.300 orang yang tewas akibat serangan udara Rusia sejak 30 September 2015.
Jumlah itu, menurut laporan organisasi yang berbasis di Inggris ini, termasuk sekitar 2.700 militan dari kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Sebanyak 2.800 orang lainnya merupakan militan dari berbagai kelompok militan yang ada di Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan sebanyak 20 ribu warga sipil mengalami luka-luka akibat serangan udara Rusia di Suriah.
Syrian Observatory bergantung pada jaringan sumber-sumbernya yang ada di dalam wilayah Suriah untuk menjaring informasi. Laporan organisasi ini menentukan korban serangan udara Rusia dengan mendasarkan pada tipe pesawat, lokasi serangan, pola penerbangan dan amunisi yang digunakan.
Direktur Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, menyebut korban tewas akibat serangan udara Rusia bisa lebih tinggi jumlahnya, karena banyak orang yang tewas akibat serangan pesawat tempur yang tidak bisa diidentifikasi asalnya.
Baca juga: Suriah Serukan AS Minta Maaf Secara Resmi Atas Kematian Puluhan Tentaranya
Pada Kamis (29/9), otoritas Rusia menegaskan akan melanjutkan operasi udara di Suriah. Rusia mengabaikan ancaman Amerika Serikat (AS) untuk menghentikan serangan udara di Suriah menyusul meluasnya serangan di Aleppo, yang separuhnya dikuasai pemberontak Suriah.
Pesawat tempur Rusia mulai menggempur wilayah Aleppo bagian timur, sejak pemerintah Suriah mengumumkan rencana serangan demi merebut kembali kota tersebut dari pemberontak.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini