"Untuk orang-orang yang tinggal di kota New York, selalu ada perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi," sebut warga New York bernama Karen McWharter (61) sembari bersiap menjual pakaian bekas di jalanan Upper West Side, seperti dilansir Reuters, Senin (19/9/2016).
"Anda harus selalu memiliki sikap 'que sera'," imbuhnya merujuk pada lagu terkenal 'Que Sera Sera' yang berati 'apa yang terjadi, terjadilah'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Otoritas New York menyebut ledakan bom di distrik Chelsea yang sibuk merupakan perbuatan disengaja, yang sejauh ini belum dinyatakan terkait dengan jaringan teroris internasional. Sedikitnya 29 orang luka-luka akibat ledakan itu, namun semua korban luka telah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Penyidik Biro Investigasi Federal (FBI) masih terus menyisir lokasi ledakan dan memeriksa serpihan bom. Tidak hanya itu, otoritas setempat juga memeriksa bom panci presto yang ditemukan di lokasi berbeda, empat blok dari lokasi ledakan. Otoritas juga memeriksa ledakan bom pipa di New Jersey, yang berjarak 160 kilometer dari New York. Bom itu meledak di sebuah tempat sampah yang ada di dekat lokasi lomba lari. Tidak ada korban jiwa.
![]() |
Warga New York lainnya, Alan Merson (68), yang berprofesi sebagai salesman mengaku sedang berada di kawasan West Village pada Sabtu (17/9) ketika dirinya mendengar suara ledakan. Merson yang tinggal di Upper West Side ini bekerja di New Jersey.
"Apakah ledakan itu membuat saya takut? Tidak. Ketika Anda tinggal di New York, Anda sudah memperkirakan hal-hal seperti ini terjadi," tuturnya.
Baca juga: 3 Teror di AS dalam 24 Jam dan Motif yang Belum Jelas
Jika warga New York mengaku tetap tenang dan tidak takut, para pengunjung atau turis merasakan kekagetan luar biasa. Jennifer Loya (38) yang berasal dari California, tengah berada di Times Square saat ledakan terjadi di lokasi berjarak 20 blok dari tempatnya.
Loya mengaku sangat gugup dan tidak tenang usai ledakan terjadi, serta berusaha menghindari kereta bawah tanah. Namun ketika menyadari kehadiran polisi yang cukup banyak di New York, Loya berangsur-angsur tenang. Loya juga mengaku sangat terkejut mengetahui warga New York menanggapi insiden itu dengan tenang.
"Apa yang harus saya lakukan? Hidup dalam ketakutan? Kita sudah melewati hal semacam ini dalam skala lebih besar," ucap warga New York lainnya, Teddy Bennett (34), merujuk pada tragedi 9/11 yang terjadi 15 tahun lalu dan menewaskan nyaris 3 ribu orang, serta topan Sandy yang beberapa tahun lalu memicu banjir parah hingga menewaskan 40 orang.
(nvc/ita)