Usulan duet Jokowi-Sri Mulyani itu muncul saat Rakornis Partai Golkar akhir pekan lalu. Ketua DPD PDIP Jawa Barat Tubagus Hasanudin menegaskan partainya tidak akan ikut buru-buru mempersiapkan Pilpres.
"Itu haknya Golkar, silakan saja. Kalau PDIP sih kerja dulu. Saya khawatir kalau PDIP mengatakan mulai jauh-jauh hari sudah bicara Pilpres, kapan kerjanya," kata Tubagus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Golkar memang sudah mendeklarasikan dukungan ke Jokowi di Pilpres 2019. Tubagus pun mempersilakan Golkar membuat pernyataan-pernyataan politik, tapi PDIP tak mau ikut-ikutan.
"Tidak enak kalau bicara jabatan terus," ucap Wakil Ketua Komisi I DPR ini.
Baca juga: PKB: Golkar Jangan Membebani, Jokowi Harus Fokus Wujudkan Nawacita!
Sebelumnya diberitakan, usulan ini muncul di tengah Rakornis Golkar di Hotel Peninsula, Jakarta pada Sabtu (3/9/2016). Ketua Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Jambi, Gusrizal mengusulkan agar Golkar mulai melisting Calon Wakil Presiden untuk mendampingi Jokowi.
"Bisa Sri Mulyani, Bu Khofifah Indar Parawansa, atau Sri Sultan Hamengku Buwono X," ujarnya.
Baca juga: Nasihat PPP ke Golkar: Lebih Baik Kerja dan Jangan Recoki Jokowi!
Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I (Jawa-Sumatera) Nusron Wahid menyatakan bahwa hal itu baru sekadar wacana. Dia menyerahkan keputusan ke Jokowi.
"Boleh boleh saja. Tetapi itu menurut saya masih terlalu jauh," ujarnya. (imk/tor)