Inggris Diyakini Tak Akan Pernah Resmikan Perceraian dengan Uni Eropa

Inggris Diyakini Tak Akan Pernah Resmikan Perceraian dengan Uni Eropa

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 27 Jun 2016 15:07 WIB
Ilustrasi (Zaki Alfarabi/detikcom)
London - Inggris diperkirakan tak akan pernah memulai proses resmi untuk bercerai dari Uni Eropa, setelah hasil referendum Brexit diumumkan. Padahal otoritas Uni Eropa menyerukan kepada Inggris untuk memulai proses perundingan keluar Uni Eropa, dengan segera.

"Keyakinan pribadi saya ialah mereka tidak akan pernah memberitahu (kepada Uni Eropa soal niat mereka keluar)," sebut seorang diplomat senior Uni Eropa yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Senin (27/6/2016).

Baca juga: Presiden Komisi Eropa Minta Pembahasan Keluarnya Inggris Segera Dimulai

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara anggota yang ingin keluar dari Uni Eropa, diharuskan memberitahu secara formal kepada Dewan Eropa yang menaungi 28 pemimpin negara-negara Uni Eropa. Sesuai dengan pasal 50 Perjanjian Lisbon tahun 2007, pemberitahuan formal itu juga berarti dimulainya proses perundingan ketentuan dan kesepakatan baru, minimal selama 2 tahun, antara negara yang keluar dengan anggota Uni Eropa lainnya.

"Kami ingin London untuk mengaktifkan pasal 50 sekarang, untuk memberi kejelasan. Saya memperkirakan, karena kita tidak bisa memaksa mereka, mereka (Inggris) tidak akan terburu-buru," ucap diplomat senior itu.

"Dan saya tidak mengabaikan perkiraan, ini keyakinan pribadi saya, mereka mungkin tidak akan pernah melakukannya," imbuhnya.

Baca juga: Prosesnya Panjang, Minimal 2 Tahun Inggris Baru Bisa Resmi Keluar Uni Eropa

Diplomat senior itu tidak menyebut lebih lanjut, apakah dirinya meyakini Inggris akan menghindari proses perundingan dengan menggelar referendum baru, atau mengulur-ulur proses demi mendapat kesepakatan 'perceraian' yang lebih baik. Terlepas dari itu, sebut diplomat ini, semuanya tergantung Inggris.

Perdana Menteri David Cameron mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat (24/6), usai hasil referendum Brexit menunjukkan 51,9 persen pemilih ingin Inggris keluar Uni Eropa melawan 48,1 persen pemilih yang ingin tetap bergabung.

Dalam pernyataannya, Cameron menyerahkan kepada penggantinya untuk mengaktifkan pasal 50, yang mengatur hak negara anggota keluar dari Uni Eropa. Dengan demikian, proses perundingan bercerainya Inggris dengan Uni Eropa baru bisa dimulai setidaknya pada Oktober mendatang, saat pengganti Cameron telah dipilih.

Baca juga: David Cameron Mundur, Eks Wali Kota London Diprediksi Jadi Penggantinya

Meskipun tekanan dari para pemimpin Uni Eropa terhadap Inggris terus muncul, Cameron diperkirakan tidak akan mengaktifkan pasal 50 saat menghadiri KTT Uni Eropa pada Selasa (28/6) besok. Mitra-mitra Inggris dari Uni Eropa meyakini pemberitahuan dari Inggris baru akan muncul paling cepat saat Natal.

"Tidak akan ada perundingan apapun dengan Inggris, sebelum ada pemberitahuan," ujar pejabat senior Uni Eropa lainnya.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads