"Militan itu bepergian tanpa paspor dari Suriah, sekitar satu setengah pekan lalu, demi mencapai Eropa dengan kapal, melalui Turki dan Yunani," demikian bunyi memo yang dirilis untuk polisi dan otoritas keamanan Belgia, seperti dikutip surat kabar La Derniere Heure dan dilansir AFP, Kamis (16/6/2016).
Baca juga: ISIS Serukan Serangan Teror di AS dan Eropa Selama Ramadan
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Aksi mereka akan dilakukan dalam waktu dekat," imbuh memo tersebut, tanpa menyebut lebih lanjut jumlah total militan yang bergerak ke Eropa.
Pusat krisis nasional Belgia atau OCAM, dalam pernyataannya, tidak menyangkal laporan tersebut. Namun OCAM menyatakan, informasi itu perlu dianalisis lebih lanjut. OCAM menyebut, laporan dari media belum tentu berdampak langsung pada level ancaman yang kini diberlakukan di Belgia.
Baca juga: Siswa 12 Tahun di Prancis Ditikam Siswa 10 Tahun
Saat ini, peringatan teror Belgia berada di level dua tertinggi, dari total tiga level, yang berarti ancaman mungkin dan kemungkinan besar bisa terjadi.
Belgia masih berusaha memulihkan dari ledakan bom bunuh diri di bandara Brussels dan stasiun kereta metro setempat pada 22 Maret lalu, yang menewaskan 32 orang serta melukai ratusan orang lainnya. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Ledakan di Brussels itu terjadi selang 5 bulan setelah sejumlah militan, yang sebagian besar berasal dari Brussels, melakukan penembakan dan mendalangi serangan bom di Paris, Prancis pada 13 November 2015. Serangan teror itu menewaskan 130 orang dan melukai ratusan orang.
Prancis, yang kini tengah menjadi tuan rumah kompetisi Piala Eropa 2016, masih dalam kondisi siaga tinggi. Terlebih pada Senin (13/6), seorang kepala kepolisian Les Mureaux, pinggiran Paris dan istrinya tewas ditikam oleh seorang pria bersenjata, yang kemudian diklaim ISIS sebagai petempur mereka.
Baca juga: Kepala Polisi Prancis dan Istrinya Dibunuh, ISIS Mengklaim Bertanggung Jawab
(nvc/ita)











































