Seperti dilansir CNN, Senin (2/5/2016), gempa yang melanda Ekuador pada 16 April lalu merobohkan sebagian gedung yang menjadi tempat tinggal Manuel Vasquez. Sejauh ini, dinyatakan 659 orang tewas dan lebih dari 6 ribu orang hancur akibat gempa tersebut.
Temuan ini berawal pada Jumat (29/4) lalu, saat tim kemanusiaan yang datang dari Venezuela tidak sengaja mendengar suara dari salah satu gedung yang roboh. Saat itu, tim kemanusiaan ini tengah melakukan inspeksi penaksiran risiko di kota Jaramijo yang cukup parah dilanda gempa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika tim memasuki gedung yang roboh separuh itu untuk memeriksa lebih lanjut, terang Kedutaan Besar Venezuela untuk Ekuador dalam pernyataannya, mereka menemukan seorang pria lanjut usia dalam kondisi dehidrasi parah, kekurangan gizi dan dalam kondisi linglung.
Vasquez segera dievakuasi dan menjalani pemeriksaan medis. Hasilnya menunjukkan Vasquez menderita gagal ginjal dan penyumbatan di saluran kencing. Beberapa jari kaki sebelah kiri terputus dan Vasquez memiliki nekrosis (jaringan tubuh mati) di kedua tumitnya. Kini dia masih menjalani perawatan medis di rumah sakit setempat.
Tidak diketahui secara detail bagaimana Vasquez berhasil selamat setelah terjebak puing gempa selama 13 hari. Kebutuhan paling kritis bagi seorang korban terjebak puing seperti Vasquez adalah suplai udara yang cukup selama terjebak, baru kemudian akses kepada air dan makanan.
Presiden Ekuador Rafael Correa menyebut gempa 7,8 SR itu sebagai gempa terparah sejak 67 tahun terakhir di negara tersebut.
Baca juga: Dipenuhi Tumpukan Peti Mati, Stadion Ekuador Kini Jadi Kamar Mayat
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini