Sangat langka bagi seorang pejabat pemerintah Australia, apalagi setingkat menteri, untuk memberikan komentar kritis soal pemilihan umum di negara lain. Terlebih lagi AS merupakan sekutu dekat Australia.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (17/3/2016), Menteri Perindustrian Australia Christopher Pyne, anggota kabinet koalisi konservatif Liberal-Nasional yang kini berkuasa, mengkritik aksi kekerasan di kampanye Trump baru-baru ini. Pyne juga menyebut meroketnya Trump menyingkap tabir demokrasi Amerika. Β
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan saya pikir fenomena Donald Trump merupakan masalah nyata Amerika Serikat, yang membuat demokrasi mereka terlihat aneh," imbuhnya.
Baca juga: Duel Hillary vs Trump Menuju Gedung Putih Makin Tak Terelakkan
Kampanye Trump di Chicago akhir pekan lalu terpaksa dibatalkan karena berpotensi diwarnai kekerasan. Ratusan demonstran memenuhi area kampanye dan terlibat adu mulut dengan pendukung Trump. Polisi pun dikerahkan untuk menenangkan massa.
Tidak hanya itu, kampanye Trump di North Carolina beberapa waktu lalu juga diwarnai insiden kekerasan ketika salah satu pendukung Trump menonjok demonstran kulit hitam. Dalam insiden ini, sang pendukung Trump yang seorang kakek berusia 78 tahun, ditahan dan dijerat dakwaan penyerangan.
Otoritas setempat meluncurkan penyelidikan untuk mencari tahu apakah Trump juga bisa dijerat dakwaan pidana menghasut kekerasan dalam kaitannya dengan penonjokan itu. Namun pekan ini, kepolisian North Carolina menyatakan tidak cukup bukti untuk menjerat Trump dengan dakwaan pidana.
Baca juga: Pendukungnya Tonjok Demonstran, Donald Trump Tak Jadi Dijerat Pidana
Trump sendiri dalam kampanyenya di wilayah lain, sempat melontarkan niatnya menonjok seorang demonstran yang mengganggu kampanyenya. Sementara itu, Trump semakin mendominasi dalam pemilihan awal Partai Republik di sejumlah negara bagian.
(nvc/ita)