Menteri Australia Sebut Fenomena Donald Trump Mengerikan

Menteri Australia Sebut Fenomena Donald Trump Mengerikan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 17 Mar 2016 10:48 WIB
Donald Trump (REUTERS/Randall Hill)
Canberra - Seorang menteri senior Australia mengomentari Donald Trump, yang kini menjadi kandidat terdepan Partai Republik dalam pencapresan Amerika Serikat (AS). Menteri ini menyebut kampanye Trump mengerikan dan berisiko memicu kekacauan dalam Partai Republik.

Sangat langka bagi seorang pejabat pemerintah Australia, apalagi setingkat menteri, untuk memberikan komentar kritis soal pemilihan umum di negara lain. Terlebih lagi AS merupakan sekutu dekat Australia.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (17/3/2016), Menteri Perindustrian Australia Christopher Pyne, anggota kabinet koalisi konservatif Liberal-Nasional yang kini berkuasa, mengkritik aksi kekerasan di kampanye Trump baru-baru ini. Pyne juga menyebut meroketnya Trump menyingkap tabir demokrasi Amerika. Β 

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekarang, demokrasi seharusnya teguh tapi tentu tidak diwarnai kekerasan," sebut Pyne dalam wawancara dengan jaringan televisi Australia, Channel Seven.

"Dan saya pikir fenomena Donald Trump merupakan masalah nyata Amerika Serikat, yang membuat demokrasi mereka terlihat aneh," imbuhnya.

Baca juga: Duel Hillary vs Trump Menuju Gedung Putih Makin Tak Terelakkan

Kampanye Trump di Chicago akhir pekan lalu terpaksa dibatalkan karena berpotensi diwarnai kekerasan. Ratusan demonstran memenuhi area kampanye dan terlibat adu mulut dengan pendukung Trump. Polisi pun dikerahkan untuk menenangkan massa.

Tidak hanya itu, kampanye Trump di North Carolina beberapa waktu lalu juga diwarnai insiden kekerasan ketika salah satu pendukung Trump menonjok demonstran kulit hitam. Dalam insiden ini, sang pendukung Trump yang seorang kakek berusia 78 tahun, ditahan dan dijerat dakwaan penyerangan.

Otoritas setempat meluncurkan penyelidikan untuk mencari tahu apakah Trump juga bisa dijerat dakwaan pidana menghasut kekerasan dalam kaitannya dengan penonjokan itu. Namun pekan ini, kepolisian North Carolina menyatakan tidak cukup bukti untuk menjerat Trump dengan dakwaan pidana.

Baca juga: Pendukungnya Tonjok Demonstran, Donald Trump Tak Jadi Dijerat Pidana

Trump sendiri dalam kampanyenya di wilayah lain, sempat melontarkan niatnya menonjok seorang demonstran yang mengganggu kampanyenya. Sementara itu, Trump semakin mendominasi dalam pemilihan awal Partai Republik di sejumlah negara bagian.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads