Pendapat Psikolog Soal Ibu di Ponorogo Bunuh Bayi Kembar

Pendapat Psikolog Soal Ibu di Ponorogo Bunuh Bayi Kembar

- detikNews
Rabu, 23 Apr 2014 13:28 WIB
File: detikcom
Surabaya - Pembunuhan bayi kembar di Ponorogo yang dilakukan ibu kandung sontak membuat kaget. Begitu tega dan kejinya. Namun itulah realita yang kerap terjadi. Alasan utama selalu masalah ekonomi.

Psikolog Klinis Universitas Airlangga (Unair) Ike Herdiana berpendapat, tekanan batin yang berat kerap memicu perbuatan yang tak bisa dinalar dengan akal sehat. Bahkan dengan sadar, seorang ibu membunuh anak kandungnya sendiri demi solusi instan sebuah permasalahan yang tengah dihadapi.

Pembunuhan dua bayi kembar berkelamin laki-laki yang dikubur di tepi hutan Dusun Patok, Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo, itu patut menjadi cermin.

"Sebenarnya ibu yang melakukan seperti itu akal sehat dan nalurinya sudah hilang. Perasaannya tumpul, karena tekanan yang dialaminya, ia berani melakukan seperti itu", terang Ike Herdiana, Rabu (23/4/2014).

Beratnya tekanan ekonomi yang dialami, membuat seorang ibu tega menghabisi nyawa anaknya sendiri. Bahkan ibu yang tega melakukan hal ini menganggap bayi yang dilahirkannya, kata dia, adalah masalah bahkan sebagai musuh.

Sampai dengan saat ini, JN, ibu pembunuh anak kembarnya sendiri masih dalam penyidikan polisi. Bahkan telah mengakui nekat menghabisi nyawa dua bayi kembar laki-laki yang tak berdosa itu dengan dalih sudah memiliki empat buah hati.

"Bahkan antara ibu dan anak itu sudah tidak ada keterikatan batin sebagaimana mestinya", ujarnya saat ditemui di Unair.

Dengan ekonomi yang serba terbatas, akhirnya ia memilih membunuh anak kandungnya daripada kesusahan merawat anaknya.

"Ya karena tekanan yang dialami, bisa dari himpitan ekonomi atau hasil hubungan gelap menjadikan ibu tersebut memilih untuk menghilangkan masalahnya dengan membunuh anaknya," kata dia.

Fenomena tersebut jelas membuat resah masyarakat. Bagaimana bisa seorang ibu membunuh darah dagingnya sendiri setelah ia mengandung sembilan bulan.

"Hal ini merupakan persoalan masyarakat. Jadi masyarakat harus selalu mengawasi orang-orang terdekatnya jika ada perilaku yang menyimpang, segera laporkan pada yang bertanggung jawab agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkas Ike Herdiana.

Sebelumnya, dua mayat bayi laki-laki ditemukan terbungkus plastik dan kain dikubur di tepi hutan Dusun Patok Desa Baosan Kidul Kecamatan Ngrayun Ponorogo. Tak butuh waktu lama, polisi mengamankan Janiati (39), ibu empat anak yang sebelumnya diketahui hamil tua anak kelimanya. Namun tiba-tiba perut Janiati mengecil. Rupanya, Janiati sudah melahirkan.


(gik/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.