Dua pasangan dari jalur independen di Pilkada Kabupaten Pandeglang bicara soal pemberantasan korupsi di daerah ini. Korupsi yang marak menjadikan Pandeglang menjadi daerah yang tertinggal dibandingkan 8 kabupaten kota lain di Provinsi Banten.
Calon bupati nomor urut 3 Uday Suhada mengatakan, korupsi yang ada di Pandeglang ini berdampak pada tingginya angka putus sekolah. Padahal 20 persen anggaran APBD untuk pendidikan namun ia prihatin bahwa daerah ini identik dengan ketertinggalan.
"Dengan kebijakan yang baik, seorang bupati ke depan angka putus sekolah bisa dikurangi, dan lagi anggaran tidak dikorupsi dan dipungli, itu sesungguhnya persoalan di Pandeglang," kata Uday di debat perdana Pilkada Kabupaten Pandeglang, Rabu (6/11/2024).
Tapi, Uday juga menambahkan bahwa sumber daya guru dan pengajar harus diperhatikan untuk menjamin pendidikan yang berkualitas. Ke depan katanya jangan ada lagi pungli untuk para guru khususnya adalah tenaga honorer.
"Jangan ada lagi pemotongan honor bagi mereka sebagai orang yang mengabdi di Pandeglang," ujarnya.
Sementara, calon bupati nomor urut 4 Aap Aptadi juga memiliki program yang sama untuk masalah di Pandeglang. 100 hari pertama ia mempunyai langkah untuk menata birokrasi berkualitas, melayani dan bersih dari korupsi.
"Akan kami inventarisir datanya, apa sebenarnya penyakit Pandeglang hingga Pandeglang relatif tertinggal terkhusus dari 8 kab kota, yang paling marak di Pandeglang ini KKN," ujarnya.
Bupati menurutnya harus tegas dan harus turun ke masyarakat. Turun ke dinas dan lapangan agar tidak ada lagi warga yang terhambat pelayananya. Apalagi, ia mendengar bahwa ada warga Pandeglang yang harus dirujuk ke Lebak saat sakit.
"Kalau mau pelayanan optimal, bupati dan wakil bupati ada di lapangan ada bersama masyarakat Pandeglang," katanya.
(bri/dnu)