Menerka Makna Gus Yahya Bilang NU Tak Jauh dari Jokowi

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Selasa, 19 Sep 2023 08:48 WIB
Foto: Adi Prayitno (Dok istimewa)
Jakarta -

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengomentari pernyataan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang menyebut NU tidak akan jauh-jauh dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut Adi, pernyataan itu bisa dimaknai secara politik.

"Pernyataan Gus Yahya bisa dimaknai secara politik tentu saja, karena ini masuk tahun politik maka, pernyataan ini dikaitkan bahwa NU pun dalam Pilpres 2024 adalah memiliki tarikan politik yang sama dengan Jokowi terkait dengan siapa calonnya akan disusun. Jadi pilihan politik Jokowi sangat mungkin jadi pilihan politik nahdliyin," kata Adi kepada wartawan, Senin (19/9/2023).

Adi menuturkan arah politik NU akan sama dengan tarikan nafas Jokowi. Meskipun NU tidak berpolitik, namun Adi meyakini jemaah NU akan terafiliasi dengan kecenderungan politik Jokowi.

"Arah politik NU tentu akan sama dengan tarikan napas Jokowi. Kan itu yang dibaca publik, meski pada saat yang bersamaan NU tidak berpolitik tapi minimal jemaah NU adalah mereka yang akan terafiliasi dengan ke mana arah kecenderungan politik Jokowi," ujarnya.

Adi meyakini NU punya ideologi politik kebangsaan yang sama dengan Jokowi. Dia menyebut tak hanya dengan Jokowi, NU juga dekat dengan presiden yang pernah memimpin Indonesia.

"NU memang tidak bisa jauh-jauh dari Jokowi dalam konteks punya kemistri, punya pemahaman dan punya visi misi dan bahkan ideologi politik kebangsaan yang sama. Karena NU ini adalah ormas terbesar Islam yang tautan dan ikatan batin politiknya sangat sesuai dengan Jokowi sebagai Presiden yang inklusif, toleran, terbuka dan tentu bercirikan kebangsaan yang pluralisme, toleransi dan menjunjung tinggi perbedaan. Oleh karena itu NU madhabnya cukup dekat dengan pemerintah. Siapapun presidennya, tak terkecuali itu Jokowi," ucapnya.

"Bahkan kalau kita lihat sepanjang sejarah bangsa ini berdiri, terutama pasca reformasi, memang NU itu selalu dekat, mutual understanding, mutual interesting dengan penguasa, dengan pemerintah yang saat itu menang dan berkuasa," lanjutnya.

Gus Yahya Sebut NU Tak Jauh dari Jokowi

Seperti diketahui, Gus Yahya menyebut Presiden Jokowi tidak pernah jauh dari NU. Hal ini disampaikannya dalam pembukaan musyawarah nasional (Munas) alim ulama dan konferensi besar (Konbes) PBNU, Senin (19/9/2023).

"Saya sepenuhnya merasakan bahwa sejak memulai hikmah ini, Pak Presiden tidak pernah jauh-jauh dari PBNU. Senantiasa membersamai PBNU sampai titik ini dan tentu saja saya ingin sampaikan kepada seluruh keluarga besar NU, Insyaallah NU juga tidak akan pernah jauh-jauh dari Insinyur Haji Joko Widodo," kata Gus Yahya dalam sambutannya di acara.

Gus Yahya menjelaskan sentuhan langsung yang diberikan Presiden Jokowi kepada PBNU. Salah satunya, dia menjabarkan proyek pembangunan sarana pendidikan yang diberikan Jokowi untuk NU.

"Kami sampaikan terima kasih tak terhingga juga kepada bapak Presiden. Kami membangun satu proyek pemandu yang terkait dengan pengembangan pendidikan tinggi di lingkungan NU ini yang kami tempatkan di Universitas NU Yogyakarta," jelas Gus Yahya.

Gus Yahya enggan berkomentar jauh saat ditanya apakah pernyataan 'NU tak jauh-jauh dari Jokowi' termasuk soal urusan capres.

"Enggaktahu lah, soal itu. Prinsipnya kalau NU sih sebagai lembaga tak ada ikut-ikutan soal itu (pilpres)," ucap Gus Yahya.

Dia lalu menjelaskan konteks kedekatan NU dengan Jokowi, karena Sang Presiden menjabat sebagai Dewan Pengampu Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU). Program gerakan tersebut, sambung Gus Yahya, tak akan berhenti meski masa jabatan Jokowi sebagai presiden nantinya habis.

"Sekarang Pak Jokowi Dewan Pengampu GKMNU. Itu program yang akan terus kita jalankan tanpa henti, sampai bahkan lebih dari masa jabatan Pak Jokowi. Karena ini akan menjadi pola dasar dari aktivisme NU. Pak Jokowi dewan pengampunya, yanggakakan jauh-jauh dari semua itu," ujar Gus Yahya.

Saat disinggung apakah ada kaitannya dengan politik yang lagi hangat sekarang ini, Gus Yahya menerangkan makna politik yang dimaksud Gus Yahya adalah soal kebijakan pemerintah, bukan kontestasi politik .

"Ya itu nanti akan menjadi makna politik juga. GKMNU itu merupakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan warga secara langsung, sehingga akan sangat juga berkaitan dengan kebijakan-kebijakan negara atau pemerintah. Di situ makna politiknya," jelas Gus Yahya.

"Negara punya agenda apa, kebijakan apa, yang diperuntukkan bagi masyarakat bawah apa, itu yang nanti akan dibantu oleh NU untuk men-deliver untuk sampai kepada masyarakat," tambah dia.




(dek/azh)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork