Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) Partai Demokrat Herman Khaeron menyindir Anies Baswedan, yang sudah memiliki kewenangan menentukan cawapres tapi tunduk kepada Surya Paloh. Ia menyebut peluang duet Anies dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tak pernah dikomunikasikan dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).
"Bagaimana mungkin Anies Baswedan, yang sudah diberi mandat untuk menentukan calon wakil presidennya, sudah menulis surat kepada AHY, kemudian dia tunduk dan patuh pada Surya Paloh. Dia kemudian juga berkhianat terhadap komitmen, pada partai ini, terhadap koalisi ini," kata Herman kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Ia mengatakan sejak awal partainya sudah diwanti-wanti oleh banyak pihak untuk hati-hati dalam berkoalisi. Demokrat mengklaim sudah memberikan banyak perjuangan kepada Anies Baswedan.
"Sebetulnya banyak sahabat, banyak kawan, sudah memberikan nasihat, bahwa hati-hati dalam sebuah kontestasi yang kita tidak memiliki trust ini akan berujung pada masalah. Sudah ada, kami menyaksikan terhadap komitmen di ujung ini bisa menjaga trust kami," kata Herman.
Herman mengatakan justru Anies mengkhianati koalisi yang sudah diusahakan oleh Demokrat selama ini. Ia mengulas bagaimana NasDem dan Anies awalnya tak memiliki dukungan untuk lolos ambang batas pencalonan presiden.
"Oktober kan kami sudah bangun koalisi. Januari belum terwujud koalisi karena masih di bawah 20 PT (presidential threshold), baru NasDem mengusulkan Anies, kemudian berkomunikasi politik dengan Demokrat, pertengahan Januari ini belum terwujud, tanggal 12," kata Herman.
"Kemudian, tanggal 13-nya mas Anies meminta sebagai representasi NasDem untuk Demokrat memperjuangkan, mendorong, agar PKS masuk koalisi kita. Ini saya kira yang kalau diperhitungkan ini perjuangan bukan yang enteng dan sederhana," sambungnya.
Menurutnya, Demokrat sudah menepis segala godaan selama menjalin kerja sama di koalisi pro-Anies. Tapi, kata dia, hal itu justru tak diindahkan.
"Kemudian terus berjalan pada akhirnya Anies memberi kepastian bahwa mengajak AHY untuk sama-sama berjuang berpasangan ke depan, normatif gitu ya," kata dia.
"Kami diberi tahu oleh Ketum AHY bahwa ada komunikasi ini. Kami bahagia, bahwa memastikan koalisi sudah ada cikal bakal capresnya adalah Anies Baswedan, cawapresnya adalah Mas AHY. Tapi kami menghormati kedaulatan partai-partai, kami tidak mengumumkan serta-merta, tetapi diserahkan kembali sesuai Piagam Koalisi bahwa yang mengumumkan itu adalah capres, yaitu Anies Baswedan," katanya.
Harapan itu sirna lantaran Demokrat mengetahui Anies memilih Cak Imin sebagai pendampingnya. Ia mengaku heran.
"Bagaimana mungkin kita berkoalisi dan trust jika kemudian menganggap ketidaksetaraan partai-partai lain. NasDem seolah-olah memiliki kekuasaannya sendiri. Padahal kita sudah terikat dalam suatu koalisi,' ujar Herman.
(isa/isa)