Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dikhawatirkan akan 'di-SBY-kan' oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Kekhawatiran itu pun ditepis oleh Partai Gerindra dan PDIP.
Mulanya, kekhawatiran Prabowo akan 'di-SBY-kan' oleh Megawati disampaikan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Dia mengartikan demikian lantaran kondisi dan keadaan rivalitas jelang 2024 yang semakin kuat dirasakan.
"Ini yang saya anggap, lihat dari jauh, jangan-jangan Prabowo sudah merasa difaksikan sebagai orang yang memang dianggap sebagai rival," kata Adi Prayitno saat diskusi Adu Perspektif yang diadakan detikcom dan Total Politik, Rabu (12/7).
Adi menilai politik Indonesia gampang berganti musim. Hal tersebut dinilai rumit, sebab empat tahun Prabowo bersama koalisi Jokowi, PDIP dan Gerindra mesra.
"Tapi belakangan karena soal elektabilitas Gerindra dapat momentum, Prabowo dapat momentum. Makin rumit mempertemukan kutub ini," ujarnya.
Kemudian, Adi Prayitno menilai sangat terbuka Partai Gerindra kini posisinya seperti Partai Demokrat pada Pilpres 2004, di mana PDIP menempatkan Demokrat sebagai rival hingga Pilpres 2019. Ketua Majelis Tinggi PD Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY tak pernah satu pilihan politik dengan Megawati sejak 2004.
"Menurut saya, sangat mungkin Gerindra itu di-Demokrat-kan," ucapnya.
Menurut Adi, ada kemiripan posisi Partai Gerindra saat ini dengan Demokrat pada 2004 lalu, di mana saat ini Prabowo masih bagian pemerintahan Jokowi. Sementara pertanyaan Prabowo untuk bertemu Megawati pun hingga kini belum dijawab oleh pihak PDIP dan Megawati.
"Ya sangat mungkin Prabowo akan di-SBY-kan (oleh Megawati), dalam tanda kutip jadi rival di 2024," sebut Adi.
"Dulu teman, SBY sama Mega berteman, lalu jadi rival," tambahnya.
PDIP dan Gerindra membantah, simak di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Sampai Mana Perjalanan Prabowo dan Ganjar?':
(maa/maa)