Empati Korban Bencana, Kapolda Riau Imbau Pawai Tahun Baru Diganti Doa Bersama

Empati Korban Bencana, Kapolda Riau Imbau Pawai Tahun Baru Diganti Doa Bersama

Mei Amelia R - detikNews
Kamis, 18 Des 2025 14:50 WIB
Empati Korban Bencana, Kapolda Riau Imbau Pawai Tahun Baru Diganti Doa Bersama
Foto: Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. (dok. Polda Riau)
Pekanbaru -

Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan mengajak masyarakat mengurangi kegiatan seremonial dalam merayakan Tahun Baru 2026. Sebagai wujud empati terhadap korban bencana di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara, Irjen Herry Heryawan mengimbau agar kegiatan pawai tahun baru diganti dengan doa bersama.

Hal ini disampaikan Irjen Herry Heryawan saat membuka Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Operasi Lilin Lancang Kuning 2025 di Gedung Balai Serindit Aula Gubernuran. Dalam sambutannya, Kapolda menyoroti bencana Sumatera memberikan pesan penting agar kita memberikan rasa keadilan kepada alam dan berempati terhadap para korban bencana.

"Oleh karena itu, saya mengajak kepada rekan-rekan kepala daerah agar perayaan yang bersifat seremonial atau pawai tahun baru dapat dikurangi. Mari kita ganti dengan kegiatan doa bersama atau doa tolak bala sebagai wujud empati kita kepada saudara-saudara di Aceh maupun Sumatera Barat yang sedang tertimpa musibah," jelas Irjen Herry, Kamis (18/12/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kapolda menyampaikan Operasi Lilin Lancang Kuning 2025 bukan hanya tentang bagaimana mewujudkan keamanan dan kelancaran berlalu lintas. Lebih dari itu, Operasi Lilin menjadi simbol penerang dan harapan, khususnya bagi masyarakat di tengah bencana.

"Secara filosofis, Operasi Lilin memiliki makna yang sangat mendalam. Pertama, sebagai penerangan; kedua, sebagai penghangat bagi kita semua; dan ketiga, sebagai jalan yang terbuka untuk memberikan harapan bagi masyarakat, khususnya mereka yang baru saja terdampak bencana hidrometeorologi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Ia menambahkan, Operasi Lilin tahun ini memiliki karakteristik yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, mengingat cuaca ekstrem yang terjadi di pengujung 2025 ini.

"Oleh karena itu, tugas utama kita sebagai aparat pemerintah, baik TNI, Polri, maupun seluruh stakeholder terkait, adalah melayani masyarakat dengan melakukan asesmen yang baik berdasarkan analisa BMKG," katanya.

Langkah-langkah mitigasi sangat diperlukan untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi, terutama di wilayah-wilayah rawan seperti Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan Rokan Hilir (Rohil). Untuk itu, ia menekankan pentingnya kerja sama kolaboratif lintas instansi dalam upaya mencegah terjadinya bencana, khususnya menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

"Jika debit air di Kampar naik, maka Pekanbaru berpotensi terdampak. Inilah momen kita untuk berkolaborasi, menguatkan identitas, dan bergandengan tangan melakukan terobosan guna menjaga marwah serta melindungi alam kita. Mari kita terus melakukan pendekatan ekologis melalui penanaman pohon secara masif, karena jika kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita," katanya.

Operasi Lilin Lancang Kuning 2025 digelar selama 14 hari, mulai tanggal 19 Desember 2025-4 Januari 2026. Polda Riau sendiri menerjunkan 1.160 personel untuk mengamankan Natal dan Tahun Baru.

Simak juga Video 'Tangis Korban Banjir Agam di Depan Prabowo: Tinggal Sendiri Saya, Pak':

(mea/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads