Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Riau-Kepulauan Riau (Kepri) menyatakan mendukung Green Policing, kebijakan yang diusung Kapolda Irjen Herry Heryawan. Mahasiswa HMI menyatakan siap menjadi agen perubahan dalam menyelamatkan alam di Bumi Lancang Kuning.
"Kita hadir hari ini dalam rangka mendukung Green Policing yang digelorakan oleh Polda Riau, senang sekali," kata Ketua Umum Badko HMI Riau-Kepri, Wiriyanto Aswir, di Polda Riau, Senin (4/8/2025).
Wiriyanto mengatakan salah satu tugas HMI sebagai bagian dari organisasi kemahasiswaan adalah mewujudkan keadilan bagi sosial dan ekologis. Sebagai putera Kuantan Singingi (Kuansing), Wiriyanto juga menyatakan dukungannya terhadap upaya yang dilakukan Polda Riau yang tak hanya melakukan penegakan hukum, tetapi juga menyelamatkan hulu Sungai Batang Kuantan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wabilkhusus yang lagi viral-viralnya di Riau yaitu Pacu Jalur, saya sebagai putra Kuansing mengapresiasi langkah-langkah tegas bukan hanya penegakan hukum. Pak Kapolda bersama jajaran sedang menyelamatkan aliran Sungai Indragiri, malam tadi saya lihat di TikTok bahkan Polda Sumbar sudah aware," jelasnya.
Menurutnya, viralnya Dika 'bocah Pacu Jalur' yang mendunia adalah momentum untuk mengembalikan sungai-sungai yang ada di Provinsi Riau kembali jernih.
"Nah ini saya sekali lagi ucapkan terima kasih, perlu kami nyatakan bersama terhadap program Green Policing," katanya.
Oleh karena itu, ia menyatakan mendukung penuh Green Policing bukan hanya menjalan misi terhadap karhutla, tetapi menyelamatkan lingkungan dan ekosistem di Provinsi Riau.
"Misi kita bukan hanya karhutla, tapi gerakan penyelamatan makhluk hidup, hewan, dan tumbuhan," tuturnya.
Agen Green Policing
Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan menggandeng Cipayung Plus, kelompok mahasiswa se-Provinsi Riau, dan para Bhabinkamtibmas untuk menjadi agen 'Green Policing'. Tiga elemen ini diharapkan menjadi agen perubahan dalam upaya menyelamatkan lingkungan di Bumi Lancang Kuning.
"Mahasiswa adalah agen perubahan, Bhabinkamtibmas adalah agen keamanan, dan aktivis lingkungan adalah agen kesadaran. Jika kekuatan ini digabung, maka yang berdiri di hadapan saya hari ini adalah agen perubahan untuk mencapai keberlanjutan," ujar Irjen Herry Heryawan.
Herry Heryawan menyadari penegakan hukum saja tidak cukup, tetapi diperlukan adanya gerakan untuk membangun kesadaran kolektif di masyarakat dalam upaya penyelamatan lingkungan ini. Dengan hadirnya kelompok Cipayung Plus, mahasiswa, dan Bhabinkamtibmas, Irjen Herry Heryawan meyakini ketiganya akan menjadi kekuatan sosial.
"Kombinasi ini adalah kekuatan sosial yang tidak boleh diremehkan. Kita semua bukan hanya mampu menyampaikan pesan, tapi membangun dialog, menyentuh hati, dan memfasilitasi perubahan dari bawah ke atas," paparnya.
Para agen 'Green Policing' ini diharapkan menyebarkan nilai-nilai kepedulian lingkungan, mendorong partisipasi warga dalam menjaga ruang hidupnya, menghidupkan semangat gotong royong menjaga bumi, dan menjadi jembatan antara institusi negara dan komunitas akar rumput.
Herry Heryawan menekankan Green Policing bukan sekadar kebijakan, akan tetapi sebuah gerakan moral. Begitu halnya dengan ekosipasi yang bukan sekadar konsep, akan tetapi strategi keberlanjutan yang bermakna bagi keluarga, masyarakat, dan masa depan anak cucu bangsa.
"Akhir kata, saya mengucapkan selamat bertugas kepada para Agen Green Policing. Jadilah penggerak di wilayah masing-masing. Jadilah penyala harapan bagi bumi kita dan jadilah contoh bahwa keamanan dan kelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan," pungkasnya.
(mea/dhn)