×
Ad

Kolom

Meningkatkan Pengalaman Konsumen dengan 5G

Daniel Ode - detikNews
Rabu, 05 Nov 2025 17:00 WIB
Foto: Ericsson
Jakarta -

Bayangkan Anda sedang sendirian berlibur di Bali. Lalu Anda pergi ke Sanur untuk melihat matahari terbit. Anda ingin membagikan momen itu kepada keluarga Anda.

Jadi, apa yang Anda lakukan? Anda mengenakan kacamata Meta AI, merekam pemandangan yang Anda lihat, dan mengirimkan videonya kepada keluarga Anda secara real-time.

Saya pikir kebanyakan dari kita tidak menyadarinya, tetapi cloud dan AI sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita, bekerja di balik layar untuk memfasilitasi kehidupan digital kita.

Baik itu rekomendasi musik di YouTube, rekomendasi film di layanan streaming seperti Netflix, atau analisis lalu lintas real-time di Google Maps-semua itu menggunakan AI. Hal ini bisa terjadi hari ini berkat jaringan 5G dengan performa tinggi.

Tanpa teknologi seluler, baik cloud maupun AI tidak akan dapat berkembang sepenuhnya. Bersama-sama, teknologi-teknologi ini memfasilitasi layanan digital yang ramah pengguna, imersif, dan menjadi solusi yang lebih berkelanjutan.

Aplikasi GenAI Semakin Dapat Perhatian Pengguna

Foto: Ericsson

Pertumbuhan traffic data di jaringan seluler diperkirakan akan didorong oleh jaringan 5G dengan performa tinggi yang dapat mendukung perangkat baru, seperti kacamata augmented reality (AR), dengan aplikasi Generative AI (GenAI).

Saat ini, kita sudah melihat inovasi perangkat 5G dengan GenAI pada smartphone yang meluas melampaui model high-end, serta kacamata pintar bertenaga AI yang semakin berguna dengan adanya interaksi audio.

Menurut Ericsson Mobility Report edisi terbaru, pasar aplikasi AI seluler global tumbuh pesat, dengan 115 juta unduhan hanya pada Desember 2024, menandai peningkatan yang luar biasa sebesar 81 persen per tahunnya. App Store dan Google Play kini menawarkan lebih dari 29.000 aplikasi AI seluler, di mana 14.000 di antaranya dirilis pada tahun 2024.

Konten GenAI saat ini sebagian besar dihasilkan oleh aplikasi AI yang berbasis pada percakapan suara dan teks interaktif. Hal ini diperkirakan akan berkembang seiring dengan kemunculan smartphone GenAI yang semakin canggih, perangkat XR baru, dan penyebaran format media baru yang membutuhkan bandwidth tinggi dalam beberapa tahun ke depan.

Hal ini dapat berdampak signifikan pada volume dan karakteristik traffic jaringan seluler di masa depan, terutama melalui peningkatan konsumsi video dan perubahan persyaratan uplink.

Aplikasi Gen AI Dorong Peningkatan Traffic

Saat ini, traffic GenAI hanya mewakili 0,06% dari total traffic data jaringan, tetapi angka ini diperkirakan akan meningkat. Dampak yang signifikan pada jaringan akan berasal dari aplikasi yang bersifat data-intensif dengan penggunaan yang luas, seperti asisten AI berbasis video yang menggunakan umpan video real-time untuk berinteraksi, serta lingkungan gaming imersif atau gamified yang didukung oleh karakter dan lingkungan yang didorong oleh GenAI canggih.

Aplikasi baru dengan tingkat penggunaan tinggi dan adopsi luas ini kemungkinan besar akan mendefinisikan gelombang berikutnya dari pendorong traffic dan akan mempengaruhi persyaratan spektrum, perencanaan jaringan, investasi, dan keselarasan ekosistem pada masanya.

Dengan berkembangnya perangkat GenAI dan aplikasi AI yang semakin kompleks, penyedia layanan aplikasi dan penyedia layanan komunikasi akan harus lebih fokus pada kemampuan uplink dan latensi.

Seiring dengan semakin terintegrasinya AI dan Gen AI dalam pengalaman yang bersifat personal dan imersif, karakteristik lalu lintas jaringan mengalami transformasi mendasar. Beban kerja berbasis AI (AI-native workloads) menciptakan pola lalu lintas baru yang bersifat dua arah, kontekstual, dan menuntut kapasitas unggah (uplink) yang lebih besar.

Kebutuhan akan Konektivitas yang Terdiferensiasi dalam Jaringan

Meningkatnya penggunaan agen AI dan aplikasi berbasis AI didorong oleh keselarasan komersial dari tiga faktor utama: jaringan, perangkat, dan konten. Saat ini, jaringan seluler berkembang melampaui sekadar layanan broadband seluler dengan menghadirkan kapabilitas yang lebih terdiferensiasi, seperti latensi yang deterministik, performa unggah (uplink) yang tinggi, serta akses edge yang sangat andal.

API kini memungkinkan para pengembang untuk memanfaatkan kapabilitas tersebut. Selain itu, perangkat juga telah berkembang sehingga kini mampu mendukung pengalaman berbasis AI secara langsung.

5G Standalone sebagai Penggerak Konektivitas yang Terdiferensiasi

Konektivitas terdiferensiasi akan menjadi kunci dalam menghadirkan pengalaman pengguna berkualitas tinggi untuk agen AI yang dipersonalisasi dan aplikasi percakapan lainnya.

Penerapan 5G Standalone atau SA (teknologi jaringan seluler generasi kelima yang beroperasi secara mandiri tanpa bergantung pada jaringan 4G yang telah tersedia) yang ditingkatkan akan memberikan landasan yang lebih kuat untuk adopsi dan mendorong kasus penggunaan baru, baik bagi perusahaan maupun konsumen.

5G SA membawa kinerja 5G ke level baru, menghadirkan kemampuan baru yang memberikan pengalaman pengguna yang lebih kuat, efisiensi jaringan yang ditingkatkan, dan dunia peluang bisnis baru.

Seiring dengan semakin luasnya penggunaan aplikasi yang didukung oleh AI, ekspektasi pengguna terhadap konektivitas yang lebih baik pun semakin meningkat. Hal ini mencerminkan harapan konsumen terhadap kemampuan masa depan aplikasi AI-mungkin terkait dengan generasi gambar, audio, atau video-serta kesediaan mereka untuk membayar agar kemampuan tersebut dapat berfungsi dengan cepat dan berkualitas tinggi.

Hal ini menandakan peluang bagi penyedia layanan di seluruh dunia untuk memenuhi permintaan tersebut melalui pengalaman konektivitas yang disesuaikan.Terdapat permintaan yang signifikan di kalangan pengguna 5G untuk aplikasi berperforma tinggi dengan konektivitas yang lebih baik.

Peluang bagi Developer Indonesia

Dengan menyediakan jaringan API Quality on Demand (QoD) kepada pengembang atau developer, penyedia layanan dapat memanfaatkan permintaan ini dan memungkinkan pengembang untuk menawarkan pengalaman premium berperforma tinggi, serta membuka sumber pendapatan baru dalam prosesnya.

Dalam beberapa tahun ke depan, kami memperkirakan jutaan pengembang akan menggunakan teknologi 5G untuk bereksperimen, berinovasi, dan membangun aplikasi yang revolusioner. Ini juga merupakan peluang bagi pengembang aplikasi Indonesia untuk memanfaatkan kekuatan 5G dalam mengembangkan aplikasi tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia.

Trafik data seluler di Indonesia diperkirakan akan meningkat sebesar 156% antara tahun 2025 dan 2030. Untuk tetap kompetitif, inklusif, dan tangguh di era digital, Indonesia harus memprioritaskan penyebaran infrastruktur 5G SA yang aman dan andal secara nasional-tidak hanya untuk meningkatkan pengalaman konsumen yang lebih imersif, tetapi juga untuk mendorong digitalisasi perusahaan dengan memanfaatkan kekuatan AI, Cloud, dan 5G.

, President Director of Ericsson Indonesia, Singapore, Philippines, and Brunei

Simak juga Video: 5G Jadi Fokus Utama Infrastruktur Kemkomdigi




(akd/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork