Komunikasi Bebas Aktif Prabowo
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

Kolom

Komunikasi Bebas Aktif Prabowo

Sabtu, 26 Jul 2025 13:30 WIB
Iswandi Syahputra
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (ketiga kanan), Menko Polkam Budi Gunawan (ketiga kiri), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin (kempat kiri), Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan), Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto (kedua kanan) serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) menyampaikan keterangan kepada media sebelum kunjungan ke luar negeri di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusama, Jakarta, Selasa (17/12/2024). Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan kenegaraan dan menghadiri menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D8 di Kairo, Mesir. Antara Foto/Galih Pradipta
Foto: Ilustrasi Presiden Prabowo lakukan kunjungan kenegaraan di Mesir (Antara Foto/GALIH PRADIPTA)
Jakarta -

Dalam konteks relasi internasional, bebas dalam berkomunikasi artinya tidak berpihak, pada blok-blok kekuatan politik-pertahanan-ekonomi global atau regional. Namun luwes dan penuh percaya diri dalam berkomunikasi. Bebas tidak berpihak tapi bukan berarti netral.

Sementara aktif dalam berkomunikasi, dapat dimaknai sebagai inisiatif, kreatif, antisipatif, inovatif, responsif bukan reaktif. Bebas bukan berarti netral artinya sebebas-bebasnya hubungan luar negeri dan gaya komunikasi internasional Presiden Prabowo Subianto, tetap harus tunduk dan berpihak pada kepentingan nasional. Tentu, implementasinya dapat disesuaikan dengan konteks dan tantangan yang berbeda.

Sebagai sebuah tafsir bebas, gaya komunikasi Prabowo dalam berbagai relasi internasionalnya, dapat dipahami juga sebagai komunikasi bebas aktif untuk kepentingan nasional. Kata kunci terpenting selain bebas-aktif sebenarnya adalah kepentingan nasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebab, kepentingan nasional bukan saja arah yang hendak dituju atau dicapai, tapi basis nilai yang menggerakkan tujuan. Bebas dalam berkomunikasi (internasional), tanpa tau arah dan tujuan, apalagi menyangkut nasib negara, tentu sangat berbahaya bagi masa depan Indonesia.

ADVERTISEMENT

Prabowo sebagai Connector Countries

Menurut catatan, sejak dilantik sebagai Presiden pada 20 Oktober 2024 hingga 15 Juli 2025, Presiden Prabowo setidaknya sudah 27 kali melakukan kunjungan luar negeri. Negara yang dituju meliputi Tiongkok, Amerika Serikat, Peru, Brasil, Britania Raya, Uni Emirat Arab, Mesir, Malaysia, India, Turki, Qatar, Yordania, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, Ceko, Rusia, Arab Saudi, Belgia, Prancis, dan Belarus. Kunjungan tersebut tampaknya meliputi semua benua, kecuali Antartika dan Australia.

Sebagai sosok yang pernah hidup dan besar di luar negeri, Prabowo bukan saja tidak canggung, tapi penuh percaya diri dan sangat meyakinkan dalam setiap interaksi dan berkomunikasi di dunia internasional.

Rasa percaya diri yang kuat ditopang dengan pengalaman yang luas dalam relasi internasional, dan ini yang terpenting, sikap luwes dan penuh respek, diyakini menjadi salah satu sumber keberhasilan Prabowo dalam setiap komunikasi yang bebas dan aktif.

Keberhasilan tersebut meliputi semua sektor kepentingan nasional seperti perdagangan, pendidikan, pertahanan, pelestarian lingkungan dan perdamaian. Dengan gaya komunikasi yang bebas aktif dan luwes, bahkan negara sebesar dan sekuat AS mampu diyakinkan Prabowo hingga dapat mengubah kebijakan tarif impor dari 32% ke 19% untuk Indonesia.

Tidak hanya itu, Kerajaan Arab Saudi juga berhasil diyakinkan Prabowo untuk kepentingan jangka panjang umat Islam dalam kesepakatan pembangunan Kampung Haji.

Ide kampung haji sebenarnya sudah muncul sejak lama, kalau tidak salah pada era Presiden SBY, pada saat Menteri Agama dijabat oleh Maftuh Basuni. Namun, ide dan rencana saja belum cukup untuk mewujudkannya.

Implementasi Kampung Haji membutuhkan hubungan strategis, kepercayaan yang kuat, keberanian dan kesiapan menanggung risiko dan tentu saja kekuatan negosiasi dan komunikasi yang luwes. Pada era kepemimpinan Presiden Prabowo, ide dan rencana tersebut berhasil diwujudkan dalam proses kemajuan yang signifikan.

Berbagai capaian hasil komunikasi bebas aktif dan luwes yang dipraktikkan Prabowo dalam relasinya dengan luar negeri, bukan saja telah menempatkan Prabowo sebagai aktor penting global, tapi juga turut mengangkat derajat dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia.

Selain memegang prinsip komunikasi bebas aktif untuk kepentingan nasional, sepertinya Prabowo juga sangat memegang teguh prinsip evidence-based performance, lebih mengutamakan hasil yang nyata daripada sekadar omon-omon (omong kosong).

Kedua prinsip tersebut tampaknya juga telah membawa Prabowo masuk ke dalam kancah global sebagai connector countries, yang mampu mengubah berbagai relasi global dalam suatu iklim pertumbuhan berkelanjutan dan perdamaian abadi antar bangsa.

Kondisi ekonomi global yang tidak pasti dan ancaman peperangan kawasan yang menguat, memaksa berbagai negara mencari rute baru untuk terus berkembang. Setidaknya bertahan dan melindungi diri dari berbagai guncangan geopolitik dan geoekonomi global.

Ini tentu saja tidak mudah, karena berbagai tekanan vertikal dari berbagai blok kepentingan global, dan tekanan horizontal dari iklim demokrasi dan berbagai potensi konflik politik dalam negeri.

Namun, di sini menariknya, jika Prabowo berhasil sebagai Connector Countries untuk urusan komunikasi luar negeri, di dalam negeri Sufmi Dasco Ahmad dapat disebut sebagai Connecting People. Ini merujuk pada berbagai relasi politik dalam negeri untuk menjembatani hubungan berbagai pihak dari berbagai kepentingan dan golongan, membangun kepentingan nasional dalam iklim persatuan, kesatuan dan rasa memiliki yang tinggi terhadap kepentingan nasional.

Dasco hadir sebagai pemecah masalah sekaligus penyambung aspirasi publik dalam negeri yang tersendat. Gaya komunikasi Dasco yang smooth dan smart mampu menyelesaikan berbagai isu sensitif di dalam negeri. Kasus polemik kepemilikan 4 pulau antara Provinsi Aceh dan Sumatera Utara mampu diselesaikan melalui komunikasi Dasco yang smooth dan smart.

Jika melihat prinsip komunikasi bebas aktif dan luwes Prabowo dalam kancah internasional sebagai Connector Countries, saya teringat sosok besar Soekarno. Maka gaya komunikasi Dasco yang smooth dan smart sebagai Connecting People dalam negeri saya teringat Taufiq Kiemas.

Iswandi Syahputra. Pengajar pada Program Studi, Media dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Simak juga Video: Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Harus Keras Jalankan Pasal 33 UUD 1945

(rdp/rdp)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads