Khotim mengaku berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak menuju Banjarmasin pukul 21.00 WIB, Sabtu (1/12). Dia ikut suaminya yang bekerja sebagai kuli bangunan di Banjarmasin.
"Kebetulan suami berasal dari Banjarmasin dan mau balik ke sana kerja di bangunan," kata Khotim kepada detikcom saat ditemui di Hotel Semut Jalan Samudra, Minggu (2/11/2018).
Sebelum peristiwa kebakaran, dia sedang menidurkan anaknya di dalam kamar kapal. Sekitar pukul 01.00 WIB, dirinya mendengar teriakan kebakaran dari luar kamar. Spontan dia membangunkan suami dan membawa anaknya keluar kamar, tanpa sempat membawa barang-barangnya.
"Saya kemudian lari sambil gendong anak cari tempat yang aman di bagian belakang. Sempat melihat asap dan api besar. Situasi panik ada yang nangis dan teriak-teriak minta tolong," kata Khotim mengenang peristiwa itu.
Karena tebalnya asap dan api, lanjut Khotim, anaknya yang masih balita sempat pingsan hingga 2 kali. Situasi semakin kacau karena besi kapal semakin panas akibat api.
"Anak saya waktu kena asap, sempat pingsan dua kali karena asapnya banyak dan masuk ke dalam hidung. Dirinya menepuk-nepuk pipi anaknya agar bangun, alhamdulillah bangun," beber Khotim.
Beberapa ABK kemudian menyalakan flare SOS dan menurunkan sekoci dan membagikan pelampung. Melihat ada sekoci karet di bawah, Khotim spontan menyelamatkan bayinya dengan cara menjatuhkan ke bawah sekoci.
"Saya lempar saja anak saya (dari KM Gerbang Samudra) ke bawah (sekoci)," ungkapnya.
Sesaat kemudian tanda bahaya SOS direspon dan datang kapal Pan Marine 11 milik Pertamina. Khotim dan suami serta penumpang lainnya akhirnya dievakuasi satu-satu ke atas ke kapal Pertamina.
Meski mendapat pengalaman itu, Khotim mengaku tidak takut untuk naik kapal lagi. Sementara untuk saat ini, dia mengaku akan kembali ke Sampang, menunggu kepastian keberangkatan KM Gerbang Samudra.
"Ya, takut waktu itu. Tapi kalau naik kapal lagi masih berani. Tapi ini pengalaman," tandasnya.
KM Gerbang Samudra I terbakar di Perairan Karang Jamuang. Kapal dengan total 148 penumpang dan ABK ini terbakar, Minggu (2/12) dini hari. Dan 145 penumpang telah dievakuasi ke KM Kumala dan sudah tiba di Pelabuhan Tanjung Perak.
Rinciannya, 81 orang dewasa, 5 anak-anak, 2 bayi, 26 sopir dan 31 ABK. Sedangkan proses evakuasi penumpang berlangsung pukul 02.00 WIB hingga 03.00 WIB. Sementara 3 orang yang hilang dan proses pencarian yakni nakhoda dan 2 kadet. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini