Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Budi Santoso mengatakan, kondisi mayat yang membusuk memaksa autopsi dilakukan di RS Bhayangkara Polda Jatim. Selain melakukan autopsi, pihaknya juga melakukan tes DNA dan scan sidik jari.
"Scan sidik jari mayat muncul atas nama Linda Suprihatin. Kemudian kami tes DNA mayat identik dengan ayah korban yang melaporkan kehilangan anaknya," kata Budi kepada detikcom, Rabu (13/7/2016).
Hasil pemeriksaan itu, lanjut Budi, juga dikuatkan dengan keterangan saksi, yakni ayah dan teman satu kos korban. Menurut dia, kedua saksi membenarkan bahwa pakaian yang melekat pada mayat sama dengan yang dikenakan Linda saat terakhir kali.
Budi menjelaskan, sehari-hari Linda bekerja di pabrik roti di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Perempuan 25 tahun ini saat malam hari melakoni kerja sampingan sebagai pemandu lagu.
Korban terkahir kali bertemu teman satu kos dan ayahnya pada Minggu (3/7). Saat itu, korban diketahui memakai jaket warna hitam dan celana jeans warna biru. Pakaian tersebut sama dengan busana yang melekat pada mayat.
"Didukung properti barang yang dipakai almarhum berupa jaket, celana jeans, kaos itu diakui oleh ayah almarhum. Didukung teman korban, saat korban pamit pulang ke Gondang," terangnya.
Selain ditemukan tak bernyawa, kata Budi, sejumlah barang berharga milik korban juga raib. Diantaranya sepeda motor Honda Vario, perhiasan cincin, handphone dan buku tabungan. Sejauh ini, pihaknya telah memintai keterangan 5 orang saksi untuk mengungkap pelaku yang menghabisi nyawa korban.
"Pelaku pembunuhan masih kami lidik, bisa dimungkinkan orang dekat atau orang luar," pungkasnya.
Mayat Linda pertama kali ditemukan Nur Atim (46), seorang perajin bata merah, Senin (11/7) sekitar pukul 14.30 Wib. Kondisi mayat sudah membusuk dengan posisi tengkurap di tepi kebun tebu tepat di bawah jalan menuju areal persawahan. Pada mayat masih melekat celana jeans warna biru, jaket warna hitam dan sandal model sepatu ukuran 38. (fat/fat)