Sumur Sritanjung disebut menjadi cikal bakal nama Banyuwangi. Karena dalam waktu tertentu, sumur tersebut mengeluarkan aroma wangi.
Tak hanya satu, ada dua sumur yang kerap mengeluarkan aroma wangi. Selain di pendopo, ada juga Sumur Sritanjung milik Erus Kadarisman (60), warga Jalan Sidopekso Nomor 10 A Kelurahan Temenggungan, Kecamatan Kota Banyuwangi. Tepatnya di belakang Pendopo Shaba Swagata Blambangan. Aroma wangi ini muncul sebagai pertanda baik.
"Dari dalam Sumur Sritanjung ini sering keluar aroma harum dan biasanya itu adalah pertanda baik," ujarnya kepada detikcom, Senin (19/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun terkadang airnya keruh dan berbau anyir. Ini terjadi ketika ada peristiwa buruk di Banyuwangi. Salah satunya adalah peristiwa pemberontakan G30S/PKI.
"Kadang juga keruh dan beraroma anyir dan ini tandanya akan ada peristiwa buruk. Seperti yang terjadi PKI pada tahun 1965-an," tambahnya.
Beberapa pejabat penting juga pernah datang ke sini. Bahkan paranormal yang membentengi pejabat pun datang ke Sumur Sritanjung.
"Dulu dukunnya Pak Prabowo dan pak SBY pernah datang ke sini," pungkasnya.
Sumur Sritanjung miliknya, kata Kadarisman, juga dikeramatkan oleh warga sekitar. Mereka banyak yang berkunjung ke Sumur Sritanjung ketika mereka akan menggelar hajatan besar seperti pernikahan.
Jika datang mereka akan membawa sesajen yang diletakkan di sumur Sritanjung. Lalu mengambil air untuk mandi, diminum atau sekadar untuk cuci muka.
"Mereka mempercayai jika air Sumur Sritanjung membawa berkah. Biasanya mereka datang dan berdoa di sini," pungkasnya.
(sun/bdh)