Imam membuat miniatur motor besar, mobil, perahu, bus, dan lain-lain. Kreativitas yang dimiliki Imam saat ini bukan hasil tempaan di dalam rutan. Jadi sebelum terjerat kasus pencurian dan penjualan barang, pria 48 tahun itu memang pembuat mainan anak-anak.
"Kalau di sini alatnya terbatas, jadi harus memaksimalkan imajinasi," kata warga Desa Sidoarjo, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo saat ditemui detikcom di kantor Rutan Ponorogo Kelas II B, Jalan Soekarno-Hatta, Kamis (14/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahan bakunya biasanya disediakan petugas, saya dan teman saya nanti yang nyusun. Teman saya bagian spare part," imbuhnya.
Pria yang sering dipanggil Kijon ini mampu membuat mainan berukuran kecil selama 2 hari. Sedangkan ukuran besar seperti miniatur kapal pesiar bisa memakan waktu 1 minggu.
![]() |
Untuk satu miniatur motor besar, Kijon menjual seharga Rp 700 ribu. Sedangkan yang kecil seharga Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu. Tergantung ukuran serta habisnya bahan baku.
"Pesanan hampir tiap hari ada terus dari pembesuk dan teman," tambahnya.
Dari semua hasil karyanya, yang paling banyak diminati yakni kotak tisu berukuran 30 x 22 cm. Sebab, kotak tisu tersebut diberi ukiran bunga sehingga tampak lebih menawan.
![]() |
Meski bahan bakunya dari stik es krim, hasil karyanya dijamin awet. Pasalnya, setiap karya selalu diberi pernis.
"Biar mengkilap dan bagus serta tahan lama," lanjutnya.
Kasie Pelayanan Taufiqul Hidayat menambahkan, itu merupakan kegiatan untuk mengisi waktu luang selama menjalani masa hukuman.
Para petugas mendukung dengan membantu mereka dalam menjual karyanya. Caranya dengan memajang hasil karya para napi di dekat kantin. Agar selain pembesuk, para petugas atau napi lain bisa tertarik dan membeli hasil karya mereka.
"Sekaligus untuk bekal mereka ketika keluar dari lapas bisa menjadi modal usaha mereka," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini