Dia adalah Samuel Enggar sudrajat (43) warga Tanggul Mas Barat VII, Semarang. Saat ditemui di rumahnya ternyata Enggar hanya menyimpan beberapa hasil karyanya karena semua yang ia buat ternyata diminati.
"Ya cuma bisa punya sebentar, terus laku," kata Enggar, Selasa (17/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Enggar tidak hanya sekedar membuat landscape diorama saja, ia juga bisa membuat figure berukuran mini beserta gedung, kendaraan, hinga pernik kecil lainnya. Bahan yang digunakan yaitu benda yang mudah ditemukan sehari-hari.
"Bahan-bahannya yang mudah seperti kawat, pvc board, pasir, kardus, serbuk kayu, seperti itu," tandas ayah 2 anak itu.
Diorama paling booming di hampir seluruh dunia saat ini yaitu berukuran perbandingan 1/87. Dengan ukuran yang sangat kecil itu, Enggar ternyata tetap mampu membuat miniatur dengan detail yang memukau, salah satunya bus ala Afrika lengkap dengan penumpang berkulit hitam.
"Ini saya buat sendiri. Busnya dari PVC board. Ini juga ada orang-orangnya kulit hitam, soalnya memang ini ceritanya di Afrika," tutur Enggar bersemangat.
Ia tidak sembarangan ketika memutuskan membuat suatu objek. Biasanya Enggar akan riset atau bertanya kepada ahli dalam bidang objek yang akan dibuatnya. Oleh sebab itu banyak pembeli yang puas termasuk TNI yang pernah memesan miniatur truk untuk acara serah terima jabatan.
"Paling sulit malah bikin lay-out pasar tradisional karena figure harus banyak. Figure orang dibuat dari clay dan kayu," terangnya.
![]() |
Pria lulusan Politeknik Semarang itu sebenarnya tidak menawarkan jasa, namun pemesan tahu dari kabar yang beredar atau media sosialnya. Kepiawaian Enggar juga sampai ke luar negeri sehingga pesanan datang dari berbagai tempat.
"Kalau Indonesia ya dari Aceh sampai Papua pernah. Kalau luar negeri ya ke Amerika pernah, Thailand juga pernah, dan lainnya. Yang ke Thailand itu ada diorama dinding, jadi sepeti lukisan timbul. Biasanya yang dari luar negeri itu lewat perantara," tandasnya.
Harga yang dibandrol untuk diorama buatannya tidak mahal berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu untuk ukuran kecil. Tapi Enggar juga sanggup membuat diorama dengan luas yang besar dan detail lebih cermat, tentu saja harganya beda.
"Orang-orang pesannya biasanya lewat instagram atau facebook. Saya sendiri enggak menyangka bakal ada yang pesan," ujarnya.
Enggar menceritakan, sejak kecil ia memang suka mengumpulkan diecast mobil berukuran mini. Semakin dewasa ia tetarik ke mobil RC dan memodif bodinya. Awalnya ia sama sekali tidak ada hasrat untuk membuat diorama hingga akhirnya sang anak meminta tolong membuatkan tugas sekolah prakarya.
"Awalnya membuat prakarya anak, bikin robot dari kardus, kedua bikin rumah-rumahan dari stik eskrim, itu tahun 2011," tandasnya.
Sejak saat itu ia menyadari kalau dirinya bisa membuat diorama. Berawal dari hobi dan bertujuan untuk koleksi pribadi, ternyata ada orang yang mulai menanyakan harga.
"Pertama kali yang dibeli itu diorama instalasi biogas, dibeli perusahaan laku Rp 3 juta ukuran 40x40cm," tandas Enggar sembari mengotak-atik dioramanya.
![]() |
Beberapa perusahaan dan instansi juga memesan karya Enggar dengan harga yang menurutnya lumayan sebagai tambahan. Dalam sebulan setidaknya dia bisa menyelesaikan 3 sampai 4 diorama di sela kesibukannya sebagai Komite Musik Modern Dewan Kesenian Kota Semarang.
"Pendapatan dari diorama lumayan. Mau buat side job saja, tapi ternyata hasilnya lumayan," ujar personel band Rockstar itu.
Kemampuan Enggar sudah banyak diakui, ia pun beberapa kali dipercaya memberikan pelatihan di beberapa tempat. Dan pada 3-4 Juni 2017 lalu ia mewakili Indonesia di Festival Tepi Sawah di Bali bersama seniman-seniman dunia.
Kini Enggar memiliki impian membuat diorama Kota Semarang tempo dulu. Ia pernah membuat salah satu sudut kota Semarang yaitu perlintasan kereta di Layur Semarang Utara, tapi ternyata dibeli oleh kolektor.
"Ya mau buat Semarang tempo dulu. Pernah bikin Layur ternyata dibeli. Saya memang suka membuat landscape yang lokal-lokalan," tutup Enggar sembari memasang miniatur pohon di diorama berukuran 60x90 cm. (alg/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini