Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa Rusia akan mengambil kendali penuh atas wilayah Donbas, Ukraina dengan paksa, kecuali pasukan Ukraina mundur.
Putin mengerahkan pasukan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 setelah delapan tahun pertempuran antara para separatis yang didukung Rusia dan pasukan Ukraina di Donbas, yang terdiri dari wilayah Donetsk dan Luhansk.
"Kami bebaskan wilayah-wilayah ini dengan kekuatan senjata, atau pasukan Ukraina meninggalkan wilayah-wilayah ini," kata Putin kepada media India Today, Kamis (4/12) menjelang kunjungannya ke New Delhi, India, dilansir Al Arabiya, Kamis (4/12/2025).
Sebelumnya, pemerintah Ukraina mengatakan tidak ingin menghadiahkan Rusia wilayahnya sendiri yang gagal dimenangkan Moskow di medan perang tersebut. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Moskow tidak seharusnya diberi imbalan atas perang yang telah dimulainya.
Rusia saat ini menguasai 19,2 persen wilayah Ukraina, termasuk Krimea, yang dianeksasinya pada tahun 2014, seluruh Luhansk, lebih dari 80 persen wilayah Donetsk, sekitar 75 persen wilayah Kherson dan Zaporizhzhia, serta sebagian kecil wilayah Kharkiv, Sumy, Mykolaiv, dan Dnipropetrovsk.
Sekitar 5.000 km persegi (1.900 mil persegi) wilayah Donetsk masih berada di bawah kendali Ukraina.
Dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat mengenai garis besar kemungkinan kesepakatan damai untuk mengakhiri perang, Rusia telah berulang kali menyatakan keinginannya untuk menguasai seluruh Donbas. Juga bahwa Amerika Serikat harus secara informal mengakui kendali Moskow atas wilayah itu.
Putin menerima kunjungan utusan AS, Steve Witkoff dan Jared Kushner di Kremlin pada hari Selasa lalu, dan mengatakan bahwa Rusia telah menerima beberapa proposal AS terkait Ukraina, dan bahwa perundingan harus dilanjutkan.
Tonton juga video "Progres Perdamaian di Ukraina Masih Gitu-gitu Aja"
(ita/ita)