Putin Ancam Rebut Lebih Banyak Wilayah Jika Ukraina Tolak Rencana Damai

Putin Ancam Rebut Lebih Banyak Wilayah Jika Ukraina Tolak Rencana Damai

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 22 Nov 2025 11:02 WIB
Russian President Vladimir Putin chairs a meeting with members of the Security Council via video link at the Kremlin in Moscow, Russia November 21, 2025. Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights
Presiden Rusia Vladimir Putin (Sputnik/Gavriil Grigorov/Pool via REUTERS)
Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik rencana perdamaian usulan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang Ukraina. Dia menyebut rencana damai yang didukung Presiden Donald Trump itu dapat menjadi dasar penyelesaian konflik antara Moskow dan Kyiv.

Putin, seperti dilansir AFP, Sabtu (22/11/2025), menegaskan jika Ukraina menolak rencana damai itu, maka pasukan Rusia akan terus bergerak maju. Dia bahkan mengancam akan merebut lebih banyak wilayah Ukraina jika Presiden Volodymyr Zelensky enggan melakukan negosiasi membahas rencana perdamaian tersebut.

Rencana perdamaian usulan AS yang berisi 28 poin itu mendukung tuntutan utama Rusia yang menentang Ukraina bergabung dengan aliansi NATO. Sebagian besar ketentuan dalam rencana perdamaian itu tampak banyak memenuhi tuntutan Moskow setelah invasi terhadap Kyiv pada Februari 2022 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya meyakini bahwa hal ini dapat digunakan sebagai dasar untuk penyelesaian damai final," kata Putin saat berbicara kepada para pejabat senior Kremlin dalam rapat Dewan Keamanan Rusia pada Jumat (21/11).

ADVERTISEMENT

Putin menambahkan bahwa rencana perdamaian itu belum dibahas secara rinci dengan AS, namun Moskow telah menerima salinannya.

Dikatakan oleh Putin bahwa Ukraina dan sekutu-sekutu Eropanya, yang menolak rencana damai itu, tidak memahami kenyataan bahwa pasukan Rusia sedang bergerak maju di Ukraina dan akan terus bergerak maju, kecuali ada perdamaian.

Rusia saat ini menguasai lebih dari 19 persen wilayah Ukraina, atau seluas 115.500 kilometer persegi, hanya naik satu poin persentase dari dua tahun lalu. Moskow ingin menguasai seluruh wilayah Donbas, termasuk Donetsk dan Luhansk, serta seluruh Kherson dan Zaporizhzhia.

"Ukraina dan sekutu-sekutu Eropanya masih hidup dalam ilusi dan bermimpi untuk mengalahkan Rusia secara strategis di medan perang," ucap Putin dalam rapat tersebut.

Putin mengklaim jika pasukan Rusia telah menguasai hampir seluruh kota Kupiansk di timur Laut Ukraina pada 4 November lalu -- Kyiv telah membantah klaim itu. Dia mengatakan bahwa kemajuan semacam itu akan terus berlanjut jika Ukraina menolak rencana damai usulan AS.

"Jika Kyiv tidak ingin membahas usulan Presiden Trump dan menolaknya, maka mereka dan para penghasut perang Eropa harus memahami bahwa peristiwa yang terjadi di Kupiansk pasti akan terulang di sektor-sektor kunci lainnya di garis depan," tegas Putin.

"Dan secara umum, itu akan menguntungkan kami," ucapnya, sembari menambahkan bahwa dirinya terbuka untuk membahas perdamaian.

Zelensky, dalam pidato terbarunya pada Jumat (21/11), menolak rencana perdamaian usulan AS. Zelensky menyebut ketentuan di dalam rencana perdamaian yang didukung Trump itu memberikan "pilihan yang sangat sulit" bagi Kyiv.

Dia bahkan menyebut rencana perdamaian itu membuat Ukraina harus memilih untuk kehilangan martabat atau berisiko kehilangan dukungan dari sekutu utamanya, AS. Namun Zelensky menegaskan dirinya akan mengusulkan alternatif untuk rencana perdamaian usulan AS itu.

Di bawah rencana perdamaian 28 poin itu, Ukraina akan menyerahkan sebagian wilayah timurnya kepada Rusia dan memangkas jumlah tentaranya. Kyiv, menurut rencana itu, juga harus berjanji untuk tidak pernah bergabung NATO dan tidak akan mendapatkan pasukan penjaga perdamaian Barat yang mereka inginkan.

Sementara Rusia akan diterima kembali ke kelompok negara-negara G8 dan diberi keringanan sanksi berdasarkan rencana perdamaian tersebut. Namun sanksi-sanksi akan kembali diberlakukan jika Moskow menginvasi Ukraina lagi.

Putin juga mengatakan bahwa Rusia telah membahas rencana perdamaian usulan Trump sebelum pertemuan di Alaska pada Agustus lalu. Dia menyebut Moskow telah melakukan sejumlah kompromi seperti yang diminta oleh Washington.

"Pemerintah AS sejauh ini gagal mendapatkan persetujuan dari pihak Ukraina. Ukraina menentangnya," kata Putin.

Tonton juga Video: Rusia Kibarkan Bendera Usai Rebut 2 Wilayah Ukraina

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads