Jepang Bakal Siagakan Rudal di Dekat Taiwan, China Geram!

Jepang Bakal Siagakan Rudal di Dekat Taiwan, China Geram!

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 24 Nov 2025 17:37 WIB
YONAGUNI, JAPAN - APRIL 13: A boy walks past houses on April 13, 2022 on Yonaguni, Japan. As Japans westernmost inhabited island, just 111 kilometres away from Taiwan and located close to the disputed Senkaku Islands, Yonaguni has seen an increased military presence as the Japanese government looks to ward off Chinese activity in nearby territory claimed by both countries. Japans Air Self-Defense Force has recently announced that it will permanently station a mobile radar unit on the island, adding to an existing military radar station which allows monitoring of the Chinese mainland and tracking of Chinese ships and aircraft in the area. Japans Ground Self-Defense Force also plans to deploy an electronic warfare unit to Yonaguni in 2023. (Photo by Carl Court/Getty Images)
Yonaguni, pulau paling barat di Jepang, yang berjarak sekitar 110 kilometer dari lepas pantai Taiwan (dok. Getty Images/Carl Court)
Beijing -

Pemerintah China melontarkan kritikan terhadap rencana Jepang menempatkan rudal di sebuah pulau di dekat Taiwan, saat ketegangan kedua negara semakin meningkat. Beijing menyebut rencana Tokyo itu sebagai upaya disengaja untuk "menciptakan ketegangan regional dan memprovokasi konfrontasi militer".

Kritikan itu muncul di tengah krisis diplomatik terburuk dalam beberapa tahun terakhir antara China dan Jepang, setelah Perdana Menteri (PM) Sanae Takaichi mengatakan pada bulan ini bahwa serangan hipotetis Beijing terhadap Taiwan dapat memicu respons militer dari Tokyo.

"Kekuatan sayap kanan di Jepang ... membawa Jepang dan kawasan menuju bencana," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam konferensi pers rutin, seperti dilansir Reuters, Senin (24/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Beijing bertekad dan mampu menjaga kedaulatan teritorial nasionalnya," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Pernyataan itu disampaikan menyusul pernyataan Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi, pada Minggu (23/11) yang mengatakan bahwa rencana menempatkan unit rudal jarak menengah jenis darat-ke-udara di pangkalan militer di Yonaguni, pulau yang berjarak sekitar 110 kilometer dari lepas pantai Timur, "terus bergerak maju".

Koizumi menjelaskan bahwa penempatan rudal itu bertujuan untuk melindungi Yonaguni. "Kita meyakini bahwa keberadaan unit ini akan mengurangi kemungkinan serangan bersenjata terhadap negara kita," ucapnya.

Mao, dalam tanggapannya, mengkritik rencana penempatan rudal di pulau berpenghuni yang letaknya paling barat di Jepang tersebut.

"Langkah ini sangat berbahaya dan seharusnya menimbulkan kekhawatiran serius di antara negara-negara tetangga dan komunitas internasional," kritik Mao.


Perselisihan diplomatik terbaru ini memicu krisis bilateral terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Pada Jumat (21/11), China mengadukan perselisihan diplomatik dengan Jepang ini kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui surat kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres.

Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, dalam suratnya kepada Guterres, menuduh Tokyo mengancam "intervensi bersenjata" terkait Taiwan.

Fu juga menuduh Takaichi telah melakukan "pelanggaran berat terhadap hukum internasional" dan norma-norma diplomatik ketika dia mengatakan bahwa serangan China terhadap Taiwan dapat memicu respons militer dari Tokyo.

Simak Video Oikos Nomos: China Tutup Keran Wisata ke Jepang, Bisnis Travel Amsyong!

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads