Junta militer Myanmar mengumumkan penangkapan nyaris 1.600 warga negara asing (WNA) dalam penggerebekan yang berlangsung selama lima hari terhadap markas scam online yang marak di perbatasan Thailand.
Markas-markas sindikat penipuan yang luas telah menjamur di perbatasan Myanmar-Thailand yang dilanda konflik. Markas itu menampung para scammer yang menargetkan pengguna internet dengan modus penipuan asmara atau bisnis, yang meraup puluhan miliar dolar Amerika setiap tahunnya.
Junta militer Myanmar telah sejak lama dituduh menutup mata terhadap pertumbuhan industri gelap tersebut. Namun sejak Februari lalu setelah dilobi oleh pendukung militer utama China, mereka secara berkala mengumumkan penindakan keras yang dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah operasi penggerebekan tambahan yang dimulai bulan lalu, menurut beberapa pemantau, merupakan bagian dari tabir asap yang dirancang untuk melampiaskan tekanan dari Beijing, tanpa terlalu merugikan sekutu milisi junta Myanmar.
Dalam pengumuman terbaru, seperti dilaporkan media pemerintah The Global New Light of Myanmar dan dilansir AFP, Senin (24/11/2025), junta militer Myanmar mengatakan bahwa sebanyak "1.590 warga negara asing yang memasuki Myanmar secara ilegal telah ditangkap".
Penangkapan itu terjadi antara 18-22 November dalam penggerebekan-penggerebekan di markas scam dan judi online Shwe Kokko. Namun tidak disebutkan secara detail soal asal negara para WNA yang ditangkap.
Laporan The Global New Light of Myanmar hanya menyebutkan bahwa sebanyak 223 orang, yang dituduh melakukan scam dan judi online di Shwe Kokko, telah ditahan pada Sabtu (22/11) waktu setempat. Terdapat 100 warga negara China di antara mereka yang ditahan.
"Selain itu, otoritas setempat telah menyita 2.893 komputer, 21.750 ponsel, 101 receiver satelit Starlink, 21 router, dan sejumlah besar material industri yang digunakan dalam aktivitas penipuan dan perjudian online," sebut The Global New Light of Myanmar dalam laporannya.
Menyusul investigasi AFP bulan lalu yang mengungkapkan bahwa receiver layanan internet satelit Starlink telah dipasang secara massal di markas-markas scam dan judi online, perusahaan milik miliarder Amerika Elon Musk itu mengatakan telah menonaktifkan lebih dari 2.500 perangkat Starlink di sekitar lokasi yang diduga menjadi markas scam online di Myanmar.
Video yang dipublikasikan media lokal menunjukkan alat penggilas jalan menghancurkan ratusan monitor komputer yang berjajar di samping tumpukan ponsel yang terlebih dahulu dihancurkan di kompleks Shwe Kokko pada Sabtu (22/11).
Sejak kudeta tahun 2021 yang memicu perang sipil, wilayah perbatasan Myanmar menjadi lahan subur bagi markas-markas scam dan judi online, yang menurut para analis, dikelola oleh ribuan pekerja sukarela serta orang-orang dari luar negeri yang menjadi korban perdagangan manusia.











































