5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 22 Nov 2025 18:03 WIB
Ukraines President Volodymyr Zelensky attends a joint press conference with Turkeys President following their meeting at the Presidential Complex in Ankara on November 19, 2025. Zelensky said he wants to reinvigorate frozen peace talks, which have faltered after several rounds of Russia-Ukraine talks in Istanbul this year failed to yield a breakthrough. Moscow has not agreed to a ceasefire and instead kept advancing on the front and bombarding Ukrainian cities. (Photo by Ozan KOSE / AFP)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (dok. AFP/OZAN KOSE)
Jakarta -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak rencana perdamaian usulan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan merebut lebih banyak wilayah Ukraina jika Zelensky enggan melakukan negosiasi membahas rencana perdamaian tersebut.

Zelensky menyebut ketentuan di dalam rencana perdamaian yang didukung Presiden Donald Trump itu memberikan "pilihan yang sangat sulit" bagi Kyiv.

Sementara itu, Putin menyambut baik rencana perdamaian usulan AS dan menyebut rencana damai itu dapat menjadi dasar penyelesaian konflik antara Moskow dan Kyiv.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (22/11/2025):

- Zelensky Tolak Rencana Damai Usulan AS: Ukraina Hadapi Pilihan Sangat Sulit

ADVERTISEMENT

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak rencana perdamaian usulan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang dengan Rusia. Zelensky menyebut ketentuan di dalam rencana perdamaian yang didukung Presiden Donald Trump itu memberikan "pilihan yang sangat sulit" bagi Kyiv.

Dia bahkan menyebut rencana perdamaian itu membuat Ukraina harus memilih untuk kehilangan martabat atau berisiko kehilangan dukungan dari sekutu utamanya, AS.

Namun Zelensky menegaskan dirinya tidak akan mengkhianati Ukraina dan mengatakan akan mengusulkan alternatif untuk rencana perdamaian usulan AS, yang akan mewajibkan Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayah timurnya kepada Rusia tersebut.

- Putin Ancam Rebut Lebih Banyak Wilayah Jika Ukraina Tolak Rencana Damai

Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut baik rencana perdamaian usulan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang Ukraina. Dia menyebut rencana damai yang didukung Presiden Donald Trump itu dapat menjadi dasar penyelesaian konflik antara Moskow dan Kyiv.

Putin, seperti dilansir AFP, Sabtu (22/11/2025), menegaskan jika Ukraina menolak rencana damai itu, maka pasukan Rusia akan terus bergerak maju. Dia bahkan mengancam akan merebut lebih banyak wilayah Ukraina jika Presiden Volodymyr Zelensky enggan melakukan negosiasi membahas rencana perdamaian tersebut.

Rencana perdamaian usulan AS yang berisi 28 poin itu mendukung tuntutan utama Rusia yang menentang Ukraina bergabung dengan aliansi NATO. Sebagian besar ketentuan dalam rencana perdamaian itu tampak banyak memenuhi tuntutan Moskow setelah invasi terhadap Kyiv pada Februari 2022 lalu.

- Trump Desak Zelensky Setujui Rencana Damai dengan Rusia Sebelum 27 November

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menyetujui rencana perdamaian yang diusulkan pemerintahannya, yang bertujuan mengakhiri perang dengan Rusia. Trump memberi Zelensky batas waktu hingga 27 November mendatang.

Rencana perdamaian yang diklaim oleh Washington disusun "secara diam-diam" bersama kedua belah pihak selama sebulan terakhir itu, mewajibkan Ukraina untuk menyerahkan sebagian wilayah timurnya kepada Rusia dan memangkas jumlah pasukan militernya. Hal ini telah sejak lama ditolak keras oleh Kyiv.

Zelensky, dalam pidatonya pada Jumat (21/11), menolak rencana perdamaian usulan AS itu, yang disebutnya memberikan "pilihan yang sangat sulit" bagi Ukraina.

- AS Rilis Peringatan untuk Pesawat Sipil di Venezuela, Ada Apa?

Regulator penerbangan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan peringatan pada Jumat (22/11) untuk pesawat-pesawat sipil di wilayah udara Venezuela. Peringatan itu menyebut bahaya yang mungkin muncul imbas "peningkatan aktivitas militer" di tengah peningkatan besar-besaran pasukan AS di kawasan Karibia.

Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA), seperti dilansir AFP, Sabtu (22/11/2025), memperingatkan pesawat-pesawat sipil di wilayah tersebut untuk "berhati-hati" karena "situasi keamanan yang memburuk dan meningkatnya aktivitas militer di dalam atau di sekitar Venezuela".

"Ancaman-ancaman dapat menimbulkan risiko potensial bagi pesawat di semua ketinggian, termasuk selama penerbangan lintas udara, fase kedatangan dan keberangkatan penerbangan, dan/atau bandara dan pesawat di darat," demikian bunyi peringatan FAA tersebut.

- Memanas! China Adukan Cekcok Diplomatik dengan Jepang ke PBB

China telah mengadukan perselisihan diplomatik yang semakin memanas dengan Jepang kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dalam surat kepada PBB, Beijing menuduh Tokyo mengancam "intervensi bersenjata" terkait Taiwan.

Otoritas China juga berjanji akan membela diri dalam perselisihan diplomatik dengan Jepang yang telah berlangsung dua pekan terakhir ini.

Duta Besar China untuk PBB, Fu Cong, seperti dilansir Reuters, Sabtu (22/11/2025), telah mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres pada Jumat (21/11) waktu setempat.

Tonton juga Video Terpopuler Sepekan: Soeharto Pahlawan-Aksi Cium Gus Elham Tuai Kecaman

Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads