Junta militer Myanmar mengumumkan operasi penggerebekan terhadap markas scam online di dekat perbatasan Thailand. Lebih dari 300 orang, yang semuanya warga negara asing (WNA), ditangkap dalam operasi penggerebekan tersebut.
Markas scam online terdeteksi marak di wilayah perbatasan Myanmar yang dilanda konflik sejak kudeta militer tahun 2021. Bangunan-bangunan yang dijadikan markas itu menampung para pelaku penipuan yang menargetkan pengguna internet dengan modus penipuan asmara dan bisnis.
Praktik scam online semacam itu mampu meraup keuntungan puluhan miliar dolar Amerika setiap tahunnya.
Junta militer yang berkuasa di Myanmar dituduh sejak lama menutup mata atas praktik kriminal yang meluas tersebut. Namun sejak Februari lalu, junta Myanmar mengumumkan langkah penindakan keras setelah dilobi oleh China, pendukung militer utama negara tersebut.
Menurut beberapa pemantau, operasi penggerebekan tambahan yang dimulai bulan lalu merupakan bagian dari upaya propaganda junta Myanmar. Hal itu dinilai dirancang untuk melampiaskan tekanan dari Beijing, tanpa terlalu merugikan keuntungan yang memperkaya sekutu milisi junta.
Laporan media lokal, The Global New Light of Myanmar, seperti dilansir AFP, Rabu (19/11/2025), menyebut junta militer Myanmar menggerebek pusat perjudian dan penipuan Shwe Kokko pada Selasa (18/11) pagi waktu setempat.
"Selama operasi tersebut, sebanyak 346 warga negara asing yang saat ini sedang diselidiki telah ditangkap," demikian dilaporkan The Global New Light of Myanmar.
"Nyaris 10.000 ponsel yang digunakan dalam operasi judi online juga disita," imbuh laporan tersebut.
(nvc/dhn)