×
Ad

Kabur dari Tentara, 32 Penambang Liar di Kongo Tewas Usai Jembatan Runtuh

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Senin, 17 Nov 2025 07:50 WIB
Foto: Ilustrasi garis polisi (Getty Images/D-Keine).
Jakarta -

Penambang liar di tenggara Republik Demokratik Kongo (DRC) berdesakan ke jembatan hingga runtuh. Sebanyak 32 orang dilaporkan tewas.

Dilansir kantor berita CNN, Senin (17/11/2025), Menteri Dalam Negeri Roy Kaumba Mayonde mengatakan jembatan di tambang Kalando di Mulondo di provinsi Lualaba ambruk pada Sabtu (15/11). Kata Mayonde, para penambang liar tetap masuk ke wilayah tambang meskipun hujan mengguyur.

"Meskipun akses ke lokasi tambang sangat dibatasi karena curah hujan tinggi dan risiko tanah longsor, para penambang liar tetap memaksa masuk," ujar Mayonde.

Sebuah laporan dari Dinas Pendukung dan Pembinaan Pertambangan Skala Kecil dan Artisanal Republik Demokratik Kongo (Saemape) menyebutkan saat itu ada tentara yang menembakan ke arah lokasi. Tembakan itu memicu kepanikan para penambang liar.

Kata Saempae, para penambang liar itu panik hingga bergegas ke jembatan. Mereka berdesakan lalu berjatuhan hingga dilaporkan tewas.

"Bertumpuk satu sama lain, mengakibatkan kematian dan cedera," kata Mayonde.

Mayonde menyebutkan korban tewas dilaporkan 32 orang. Sementara laporan tersebut menyebutkan setidaknya 40 orang telah kehilangan nyawa mereka.

Tambang tersebut telah lama menjadi pusat perselisihan antara penambang liar, sebuah koperasi yang dimaksudkan untuk mengatur operasi, dan operator resmi lokasi tersebut, tambah laporan itu. DRC adalah produsen kobalt terbesar di dunia, mineral yang digunakan untuk membuat baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik dan produk lainnya, dengan perusahaan China mengendalikan 80% produksi di negara Afrika tengah tersebut.

Tuduhan pekerja anak, kondisi tidak aman, dan korupsi telah lama mengganggu industri pertambangan negara itu.

Wilayah timur Kongo yang kaya akan mineral telah selama puluhan tahun terpecah belah oleh kekerasan yang dilakukan oleh pasukan pemerintah dan berbagai kelompok bersenjata, termasuk M23 yang didukung Rwanda, yang kebangkitannya baru-baru ini telah meningkatkan konflik, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah akut.

Lihat juga Video: Geger! 13 Penambang Emas di Peru Tewas Diculik-Dibunuh




(whn/yld)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork