Trump Ancam Hamas Akan 'Dilenyapkan' Jika Tak Lucuti Senjata

Trump Ancam Hamas Akan 'Dilenyapkan' Jika Tak Lucuti Senjata

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 03 Nov 2025 16:51 WIB
U.S. President Donald Trump speaks to the press as he arrives at the White House in Washington, D.C., U.S., July 13, 2025. (Reuters)
Presiden AS Donald Trump (dok. Reuters)
Washington DC -

Ancaman kembali dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap kelompok Hamas, saat gencatan senjata Gaza masih berlangsung. Trump memperingatkan bahwa Hamas akan "dilenyapkan" jika tidak segera melucuti persenjataan mereka.

Dalam wawancara dengan program '60 Minutes' dari televisi terkemuka AS, CBS, seperti dilansir Al Arabiya, Senin (3/11/2025), Trump menegaskan bahwa gencatan senjata Gaza, yang berlangsung sejak 10 Oktober lalu, masih "sangat solid".

Penegasan itu disampaikan Trump setelah Israel dan Hamas saling menuding adanya pelanggaran gencatan senjata, dengan rentetan serangan mematikan menyelimuti Jalur Gaza beberapa hari terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesepakatan gencatan senjata Gaza itu didasarkan pada 20 poin rencana perdamaian yang diusulkan Trump, yang salah satunya mencakup soal perlucutan senjata para petempur Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

ADVERTISEMENT

"Anda mendengar tentang Hamas, tetapi Hamas bisa langsung disingkirkan jika mereka tidak berperilaku baik, mereka mengetahui hal itu," kata Trump dalam wawancara yang ditayangkan pada Minggu (2/11) waktu setempat.

Ketika ditanya soal bagaimana dia membuat Hamas melucuti persenjataan mereka, Trump menjawab: "Jika saya ingin mereka melucuti senjata, saya akan membuat mereka melucuti senjata dengan sangat cepat. Mereka akan dilenyapkan."

Saat ini, hanya ada sedikit tanda kemajuan untuk tahap selanjutnya dari kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang Gaza secara permanen. Sejumlah hambatan besar masih menghadang, termasuk perlucutan senjata Hamas dan tenggat waktu penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Dalam perkembangan terbaru, seperti dilansir AFP, Israel mengatakan pihaknya telah menerima tiga jenazah sandera dari Hamas sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, yang juga mencakup pertukaran sandera-tahanan.

Berdasarkan kesepakatan itu, Hamas harus menyerahkan seluruh 48 sandera dari Gaza, yang terdiri atas 20 sandera yang masih hidup dan 28 sandera yang tewas selama pertempuran berlangsung di Jalur Gaza.

Seluruh 20 sandera yang masih hidup telah diserahkan Hamas kepada Israel, melalui Komite Palang Merah Internasional (ICRC), pada awal gencatan senjata berlaku. Tel Aviv membalas dengan membebaskan ribuan tahanan Palestina dari penjara-penjara mereka sebagai imbalannya.

Namun untuk jenazah sandera, sejauh ini baru 17 jenazah -- terdiri atas 15 jenazah warga Israel, satu jenazah warga Thailand dan satu jenazah warga Nepal -- yang telah diserahkan Hamas kepada Tel Aviv.

Israel menuduh Hamas lamban dalam memulangkan jenazah sandera, namun kelompok militan itu mengatakan bahwa prosesnya lambat karena banyak jenazah yang terkubur reruntuhan Gaza akibat serangan militer Tel Aviv. Hamas berulang kali meminta mediator dan ICRC untuk menyediakan peralatan yang diperlukan dan personel untuk mengevakuasi jenazah.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads